News

Pilpres Jangan Jadi Perang Antarpendukung

Radar Bandung - 08/02/2019, 11:48 WIB

Tim Redaksi

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Pengamat politik UIN Sunan Gunung Djati sekaligus Ketua DPW PUI Jawa Barat, Dr Engkos Kosasih mengingatkan, agar perbedaan pilihan calon presiden pada Pilpres 2019 bulan april nanti tidak dijadikan pertarungan antar pendukung.

Para pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 maupun pasangan nomor urut 02 tak perlu bertentangan hingga berdarah-darah hanya karena berbeda pilihan.

“Tidak perlu sampai seperti itu. Siklus demokrasi ini kan sudah rutin, seharusnya bisa dikawal tanpa mendahulukan perbedaan ideologi, yang bahkan mereka sendiri belum tentu paham,” ungkap Engkos saat ditemui disela-sela kegiatan Ngopi Senja Peran Ideologi dan Politik dalam Mewujudkan Pemilu Damai yang diinisiasi HMI Komisariat Achmad Yani, Kamis (7/2/2019).

Bagi generasi milenial yang kebanyakan masuk dalam kategori swing voters, seharusnya mendahulukan azas sosial, pertemanan, dan hubungan antara satu sama lain yang sudah lebih lama terjalin ketimbang mendukung salah satu pihak dalam pilpres nanti.

“Hubungan yang sudah terjalin itu jauh lebih utama ketimbang pilihan politik. Ketika hubungan rusak karena hubungan politik, terkesan konyol. Dan itu akan sulit untuk diperbaiki,” ujarnya.

Lebih parah, jika penggila ideologi kebangsaan yang salah memahami arti dan menyimpan pilihan politik di atas segalanya, maka ikatan sosial dan moral bisa rusak.

“Silakan berpolitik, tapi jangan terbawa arus begitu mudah. Hayati ideologi, tapi pahami. Jangan jadi orang yang hanya ingin ikut-ikutan saja, apalagi menjelang pesta demokrasi seperti ini,” jelasnya.

Menyinggung soal serangan hoax dan SARA yang sangat kental belakangan ini, dianggap merupakan mainan pihak-pihak yang belum matang secara pengetahuan politiknya.

“Kalau kapabilitas calonnya bagus, program yang dijanjikan sangat merakyat dan menarik, kenapa harus menjual isu hoax dan SARA. Sejujurnya mereka merasa putus asa dan tidak percaya diri, itu budaya yang kurang bagus. Dan itu yang harus dihapuskan,” tegasnya.

Menurut Faiz Zawahir, mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia, seharusnya pesta demokrasi disambut dengan sukacita, karena mengandung unsur pesta yang dirayakan rakyat.

“Rakyat sedang berpesta, mereka akan menentukan imam yang baik bagi mereka. Kontestan harus sadar, mereka perlu mengedepankan azas profesionalisme,” katanya.

Melihat kontestasi Pilpres 2019 kali ini, diakuinua bukan pertarungan yang menarik untuk diikuti, terutama oleh mereka generasi milenial.

“Terlalu banyak isu SARA dan hoax, terutama di sosial media. Itu menandakan pertarungan tidak bergerak pada pertarungan gagasan. Seharusnya mengedepankan ideologi kebangsaan, ikatan sosial tidak dijalankan dengan baik,” pungkasnya.

*** Wishu Pradana


Terkait Politik
Ketua Komisi I DPRD KBB Sandi Supyandi Dukung Program Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Jam Malam
Politik
Ketua Komisi I DPRD KBB Sandi Supyandi Dukung Program Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Jam Malam

RADARBANDUNG.ID, KAB. BANDUNG BARAT – Ketua Komisi I DPRD KBB Sandi Supyandi mengatakan pihaknya menyambut baik program Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, terkait jam malam yang diberlakukan untuk anak usia pelajar. “Hal ini diberlakukan untuk mencegah adanya tindak kejahatan yang dilakukan anak usia sekolah,” ujar Ketua Komisi I DPRD KBB, Sandi Supyandi, kepada Radar Bandung Jumat […]

Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Beberkan Peran Penting Keadilan Konstitusional
Politik
Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Beberkan Peran Penting Keadilan Konstitusional

RADARBANDUNG.ID, KAB. GARUT – Anggota MPR RI, Muhammad Hoerudin Amin, S.Ag., MH menyampaikan bahwa keadilan konstitusional adalah prinsip hukum yang menjamin bahwa semua warga negara diperlakukan secara adil berdasarkan hukum dasar atau konstitusi negara. “Ini berarti hak-hak konstitusional dilindungi dalam proses hukum dan putusan pengadilan. Keadilan konstitusional penting untuk menjaga martabat, kebebasan, dan hak asasi […]

Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia
Politik
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung masa penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia dalam sambutannya saat membuka Indo Defence 2025 pada Rabu (11/6/2025). Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama Belanda menjadi penjajah, mereka telah mengeruk USD 31 triliun. Menurut Presiden Prabowo Subianto angka tersebut setara dengan anggaran Indonesia untuk 144 tahun. Secara terbuka, Presiden […]

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ketua PDIP Jabar Ono Surono Minta Kader PDI Perjuangan Tanggap Bencana
Politik
Peringati Hari Lahir Pancasila, Ketua PDIP Jabar Ono Surono Minta Kader PDI Perjuangan Tanggap Bencana

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ratusan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Minggu (1/6/2025). Upacara dipimpin langsung Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono. Dalam sambutannya, Ono mengajak seluruh kader PDI Perjuangan untuk memaksimalkan kerja nyata. Terlebih, dalam lima tahun terakhir terjadi sejumlah […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.