RADARBANDUNG.ID, CIMAHI – Lemah dan tak berdaya, begitulah kondisi Ato (62), saat ini. Warga Jalan Bapak Ampi, RT 2/RW 7, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, itu juga tak terurus karena hanya tinggal seorang diri.
Di rumah yang juga serenta dan serapuh pemiliknya, Ato hanya bisa berbaring tanpa mampu beraktivitas seperti dulu, saat masih menjadi seorang anggota Linmas setempat.
Khawatir rumah yang ditinggali Ato ambruk dan membahayakan nyawanya, warga setempat berinisiatif memindahkan pria itu ke bangunan bekas Posyandu, tepat di depan rumah Ketua RW 07.
Ingin melihat kondisi Ato, sesaat pintu Posyandu dibuka menyeruak bau pesing yang menyengat. Wajar, Ato tak mampu bangkit bahkan untuk sekadar buang air kecil.
Di ruangan bekas posyandu itu, ia berbaring hanya beralas kasur tipis dan hanya terdapat beberapa makanan dan minuman seadanya, itupun hasil dari belas kasihan warga setempat.
Kondisinya tampak sudah sangat mengkhawatirkan, berbicara pun sudah terdengar kurang jelas, sehingga sedikit sulit ketika hendak diajak untuk berkomunikasi.
Entah karena kelaparan atau memang kondisi kesehatan fisik dan jiwanya semakin menurun, Ato terlihat menggerogoti busa lapisan tempat tidurnya. Padahal di dekatnya ada roti yang disimpan oleh warga.
“Warga kasihan melihat kondisi Pak Ato, dia ini kan tinggal seorang diri, anak-anaknya pada jauh,” ungkap Wasgio, Ketua RW 07, saat ditemui di kediamannya, Selasa (19/2).
Ia mengatakan, sebetulnya Ato masih memiliki keluarga yakni tiga orang anak laki-laki yang masih tinggal di Kota Cimahi, hanya saja ketiganya sudah berkeluarga, sedangkan istrinya meninggal dua tahun yang lalu.
Diantara ketiga anaknya, masih ada satu orang anak yang tinggal di Pasar Atas, menyempatkan diri menengok kondisi ayah mereka yang memprihatinkan. Hanya saja anaknya itu memiliki kesibukan yang lain dan keterbatasan dana, sehingga tidak bisa memberikan bantuan secara maksimal.
Wasgio juga menyebut di lingkungan tenoat tinggal Ato, masih ada sanak saudaranya. Namun entah alasannya apa, sehingga mereka terkesan cuek dan tak memperhatikan Ato.
“Keluarganya tidak bisa nungguin selama 24 jam karena anak-anaknya kerja, paling anaknya yang satu kesini setiap malam atau setelah pulang bekerja. Disini juga ada saudaranya, tapi warga tidak tahu kenapa dia seperti didiamkan,” jelasnya.
Merasa iba, warga setempat bergantian mengecek kondisinya setiap waktu, bahkan ada juga warga yang kerap menengok sekalian membawa makanan untuk Ato.
“Rencananya besok mau dirawat di Rumah Sakit Cibabat dan menantunya sudah sanggup untuk nungguin selama pak Ato dirawat di rumah sakit,” ucapnya.
Berkat kebaikan warga, Bhabinsa dan Bhabinkamtibas, saat ini rumah Ato yang bisa ambruk setiap saat itu tengah diperbaiki. Warga swadaya melakukan pemugaran, mulai dari mengumpulkan material hingga pengerjaan.
“Sebetulnya ini karena kita kasihan meluhat ada warga yang terlantar, apalagi kondisinya sakit. Makanya kita inisiatif bantu, rapat dulu sebelumnya. Mudah-mudahan bisa segera selesai,” kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Baros, Bripda Syaifudin.
Untuk melakukan perbaikan rumah itu ia dan warga mengumpulkan uang sekitar Rp8 juta, dari target Rp10 juta yang semuanya akan dibelikan material.
“Targetnya Rp10 juta, mudah-mudahan ada yang mau bantu lagi. Kalau pengerjaan kita gotong royong saja, mudah-mudahan selesai minggu ini,” jelasnya.
Penulis: Whisnu Pradana