radarbandung.id,CISARUA – Kabupaten Bandung Barat akan segera memiliki Perpustakaan Daerah (Perpusda) sendiri tahun ini. Perpustakaan daerah tersebut berencana akan dibangun di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua.
Kepala Bidang Perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah KBB, Rahadian Setiady mengatakan, dana pembangunan perpustakaan daerah ini berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp10 miliar.
“Rencananya lokasi Perpusda di sekitar Curug Pelangi di Cisarua. Saat ini, masih dalam tahap proses persiapan, seperti detail engineering design (DED), serta analisis dampak lingkungan (amdal),” kata Rahadian kepada wartawan, belum lama ini.
Rencananya, gedung Perpusda akan dibangun dua lantai. Dimana koleksi buku akan disimpan di lantai satu dan sebagian lantai dua. Sedangkan di lantai dua juga akan ada ruang serbaguna, kafe, dan taman.
“Dana pembangunan belum masuk ke kas daerah, tapi mudah-mudahan segera turun, sehingga pembangunan Perpusda bisa segera dilaksanakan,” ungkapnya.
Menurut Rahadian, pihaknya terbantu juga dengan bantuan DAK untuk pembangunan perpusda. Sebab, sejak berdiri, Bandung Barat belum punya Perpusda. Koleksi buku yang ada hanya di simpan di ruang pelayanan di Gedung A.
Dia mengungkapkan, di seluruh Indonesia hanya ada 10 daerah yang mendapatkan bantuan tersebut dan Pemkab Bandung Barat merupakan salah satu daerah yang mendapatkan DAK untuk gedung Perpusda tahun ini.
Meski mendapatkan bantuan pembangunan gedung dari pusat, lanjut dia, Pemkab tetap akan mengalokasikan anggaran untuk menambah koleksi buku. Koleksi buku ini harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Bandung Barat.
“Dengan berdirinya gedung Perpusda nanti, kami berharap agar minat baca masyarakat Bandung Barat lebih meningkat seiring dengan adanya berbagai fasilitas yang disediakan,” katanya.
Untuk terus menumbuhkan minat baca, lanjut dia, pihaknya juga terus memberikan bantuan berupa perlengkapan komputer dan koleksi buku terhadap sejumlah taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa. Namun dia mengakui, bantuan tersebut masih terbatas.
Kondisi itu juga membuat sejumlah TBM minim pembinaan dari pemerintah daerah. Dari 55 TBM, hanya 12 di antaranya yang kini mendapatkan pembinaan.
“Namun, hal itu tidak berarti bahwa minat baca masyarakat menurun. Sebab selain dibantu TBM, gerakan literasi juga dibantu sejumlah perpustakaan desa,” ujarnya.
Sementara itu, penasihat TBM Kabupaten Bandung Barat, Wildan Awaludin mengungkapkan, sejumlah TBM berupaya mencari donatur untuk membiayai kegiatan operasional. Selain itu, beberapa TBM kini juga sudah merambah ke dunia usaha kecil dan menengah sebagai upaya mewujudkan kemandirian ekonomi.
“Fokus TBM sekarang bukan hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga mewujudkan kemandirian ekonomi, serta meningkatkan kesehatan dan pendidikan masyarakat,” katanya.
Penulis: MUHAMAD HABIBIE