RADARBANDUNG.ID, BANDUNG-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Barat, Doni P Joewono menyebut, peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) seharusnya diperingati tiap 20 April.
Namun, khusus tahun ini lebih kepada agar konsumen menjadi cerdas, berdaya dan kritis dalam menentukan pilihan terbaik dalam menggunakan produk dalam negeri.
“Terutama teknologi finansial, terutama melihat perlindungan konsumen BI adalah penyelenggara teknologi finansial yang bergerak di bidang payment, clearing and settlement,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/3/2019).
Doni menyebut, masyarakat seringkali merasa kebingungan perbedaan kewenangan perlindungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bank Indonesia.
“Kalau teknologi finansial itu kewenangan OJK karena lebih bergerak kebidang deposit, lending, capital raising dan investment,” ujarnya.
Sementara Bank Indonesia, adalah proses akhir dari pengaduan konsumen yang tidak selesai di bank. Sebagai contoh, seperti instrumen pembayaran nontunai bai itu melalui m-banking atau melalui kartu debet/kredit yang disalahgunakan fraud data palsu atau pencurian data.
“Beberapa modus operandi yang berkembang, perlunya waspada akan malware m-banking yakni penanaman malware pada telepon seluler dengan tujuan mengambil data pribadi pemilik telepon, kemudian phising yakni pembuatan website palsu yang sangat mirip dengan asli yang mengundang korban mengakses link tersebut dan memasukkan data pribadi,” bebernya.
“Sehinga dicuri oleh pelaku sehingga digunakan untuk melakukan transaksi dengan mudah oleh pelaku, selain itu juga ada pembajakan sim card sehingga diperlukan ditutup secara khusus dan hanya bisa diketahui oleh sang pemegang kartu tersebut,” lanjutnya.
Doni menegaskan, perlindungan konsumen menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan Bank Indonesia mengingat dalam UU Bank Indonesia terdapat kewenangan BI memastikan masyarakat untuk memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman.
Editor: Penanida
