RADARBANDUNG.id, BANDUNG– Sepekan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, kebutuhan pangan di Kota Bandung masih terjaga dengan aman. Kendati demikian, sejumlah komoditas mulai menunjukkan kenaikan harga.
Hal itu terungkap setelah Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Elly Wasliah beserta Wali Kota Bandung, Oded M Danial, yang didampingi Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana, dan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, meninjau Pasar Ciroyom, Selasa (28/5) malam.
Elly menyatakan pergerakan harga daging ayam di pasaran masih tergolong wajar dengan harga jual pada kisaran Rp 36 ribu – Rp. 38 ribu perkilogram, dari harga nomal sebesar Rp 34 ribu perkilogram. Namun dalam waktu sepekan ke depan hingga hari lebaran nanti pihaknya akan meningkatkan pemantauan di pasaran.
Karena, sambung Elly, kebutuhan daging ayam diprediksi akan terus meningkat sampai menjelang hari raya Idul Fitri. Kenaikan permintaan di pasaran nantinya diprediksi naik 100 persen dari biasanya dengan perkiraan puncak antara 1,2 – 1,6 juta ekor per hari beberapa saat sebelum hari raya Idul fitri.
“Karena daging ayam relatif lebih disukai masyarakat dengan harga relatif murah dibanding daging sapi, sehingga kebutuhannya sangat luar biasa untuk daging ayam ini. Dalam kondisi normal Kota Bandung membutuhkan 600 – 800 ribu ekor per hari, kalau lebaran dua kelipatannya,” beber Elly.

Plt Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah dan Walikota Bandung, Oded M Danial saat meninjau Pasar Ciroyom.
Elly menuturkan apabila kenaikan harga daging ayam sudah melebihi batas kewajaran, yakni melampauai angka Rp 40 ribu perkilo maka pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi. Diantaranya bekerjasama dengan Bulog Subdrive Bandung untuk melakukan Operasi Pasar Murah (OPM).
“Kalau kami berharap paling mahal itu di Rp 40 ribu, kalau di atas itu sudah tidak wajar kenaikannya. Kita akan pantau terus setiap hari, kalau kenaikannya sudah tidak wajar kita jalan terakhir adalah pemerintah melakukan OPM. Tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi,” papar Elly.
Guna memenuhi kebutuhan daging ayam tersebut, Elly menyebutkan, para pedagang pasar tradisional di Kota Bandung biasanya menerima pasokan dari daerah Priangan timur, yakni para peternak di Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar. Sementara untuk pasar moderen disuplai dari Cianjur.

Walikota Bandung Oded M Danial (kanan) berdialog dengan salah seorang pedagang.
Elly menyatakan Pemkot Bandung sudah lebih dulu menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis beserta para peternak ayam di wilayah tersebut untuk memprioritaskan pasokan ke Kota Bandung. Sehingga langkah ini diharapkan bisa menjaga stok ketersediaan daging ayam di pasaran, yang berdampak pada pengendalian harga jual.
“Kemarin pada saat ramadan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Jawa Barat dan TPID Kota Bandung kita ke Ciamis untuk melakukan kerjasama agar pasokan ke Kota Bandung ditingkatkan, jadi jangan dulu ke Jabodetabek tapi ke Bandung dulu. Alhamdulillah ketemu dengan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis, dengan pengusaha ayam baik ayam telur ataupun ayam pedaging,” katanya.
Sementara itu, Walikota Bandung Oded M.Danial mengatakan, pasokan bahan makanan di Kota Bandung relatif aman, dengan harga yang relatif stabil. Demikian juga stok daging sapi untuk Kota Bandung aman. Oded mengatakan, Selama Ramadan, RPH Ciroyom menyembelih sebanyak 60-70 ekor sapi.
“Ketersediaan semua aman. Kenaikan biasanya H-3 seiring dengan kebutuhan masyarakat. Jadi kalau sekarang sapi potong itu 60-70 per hari dan nanti H-3 bisa sampai 600 ekor per hari. Stok aman jadi tak perlu khawatir,” jelasnya.
Kendati Oded menilai sudah ada pergerakan harga dari daging ayam di pasaran, namun ia menyatakan Pemkot Bandung akan terus berupaya agar harga di pasaran bisa terkendali. Saat ini harga daging ayam di pasaran sekitar Rp36.000-Rp38.000 per kilogram.
“Alhamdulillah stok cukup dan aman. Harga daging masih stabil. Daging ayam juga masih stabil. Mudah-mudahan tidak naik dan harga tetap terjaga. Sehingga masyarakat mendapat pelayanan dengan harga yang stabil,” harapnya.
Selain memantau ketersediaan stok pasokan di pasaran, turut dilakukan juga pemeriksaan terhadap kualitas daging ayam dan sapi.
“Alhamdulillah tadi setelah dicek semuanya bagus dalam kondisi sehat,” tegasnya.
Kepada masyarakat, Oded mengingatkan untuk tidak panik sehingga kalap dan membeli bahan makanan melebihi kebutuhan.
”Sesuai dengan semangat ibadah shaum, jadi sedang mendidik mayarakat diantaranya dengan hidup sederhana, jadi setelah ramadan diharapkan pola hidup kita lebih sederhana bukannya berlebihan. Jadi jangan sampai panic buyying karena insya allah ketersediaan semua aman,” kata Oded.
Oded menuturkan untuk ramadan ini kebutuhan 60-70 ekor sapi perhari bisa terjaga dengan baik. Sekalipun pada saat menjelang lebaran nanti diprediksi kebutuhan meningkat sampai sepuluh kali lipat perhari, namun dia memastikan permintaan pasar bisa tetap terpenuhi.
“Ketersediaan semua aman. Kenaikan biasanya H-3 seiring dengan kebutuhan masyarakat, jadi kalau sekarang sapi potong itu 60-70 per hari dan nanti H-3 bisa sampa 600 ekor per hari. Tapi dengan stok aman jadi tak perlu khawatir,” jelasnya.
Kendati demikian Oded menilai, sudah ada pergerakan harga dari daging ayam di pasaran, namun dia menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan terus berupaya agar harga di pasaran bisa terkendali.
“Di puasa yang ke 23 dimulai dengan melihat kesiapan daging alhamdulillah stok cukup dan aman kemudian harga daging masih stabil kemudian saya melihat ayam masih stabil antara Rp 36 ribu – Rp. 38 ribu, mudah-mudahan tidak naik. Mudah-mudahan harga tetap terjaga, masyarakat mendapat pelayanan dengan harga yang stabil,” terangnya.
Selain memantau ketersediaan stok pasokan di pasaran, turut dilakukan juga pemeriksaan terhadap kualitas daging yang dijual baik ayam maupun sapi.
“Alhamdulillah tadi setelah dicek semuanya bagus dalam kondisi sehat,” tegasnya. (adv)