News

Saat Aksi 21-22 Mei, Delapan Orang Tewas Tertembak

Radar Bandung - 30/05/2019, 13:28 WIB
Ardyan
Ardyan
Tim Redaksi
Saat Aksi 21-22 Mei, Delapan Orang Tewas Tertembak
Kerusuhan aksi 21-22 Mei menewaskan delapan orang. Diduga pelaku penembakan adalah orang terlatih. (Miftahul Hayat/Jawa Pos)

RADARBANDUNG.id, JAKARTA – Setidaknya delapan orang dinyatakan meninggal dunia saat terjadinya kerusuhan aksi 21-22 Mei di sejumlah ruas jalan di ibu kota. Mereka disebut-sebut meninggal akibat luka tembak.

Peneliti dari ‎Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo menduga, kedelapan orang yang meninggal dunia diduga akibat, ditembak bukan oleh aparat kepolisian. Dia menengarai ulah itu dilakukan oleh oknum yang sengaja ingin menciptakan kegaduhan.

“Jadi, bukan polisi kalau menurut saya. Kalau polisi menembak, apa untungnya buat polisi? Rugi semua,” ujar Hermawan saat ditemui di Kantor DPP PSI, Jakarta, Rabu (29/5) malam.

Hermawan mengatakan, oknum tersebut sengaja menyamar di tengah-tengah kerumunan massa. Selain itu, dugaan lainnya yaitu pelaku penembakan adalah orang yang terlatih.

Karena dia mendapatkan informasi korban yang meninggal terkena tembakan di bagian leher serta dada. Sementara apabila pihak kepolsian yang melakukan penembakan pada saat ‎kerusuhan tersebut dipastikan tidak menyasar leher maupun dada.

‎”Jadi, memang ada unsur kesengajaan melihat titik sasaran penembakan di tempat yang sama,” katanya.

Selain itu, jenis senjata api yang digunakan oknum untuk menembak bukanlah yang sering dipakai oleh penembak jitu. Dia menduga oknum menggunakan pistol dengan jenis Glock.

“Kalau sniper polisi kan pelurunya itu besar. Jadi, kalau dituduh aparat yang menembak, enggak masuk akal saya,” ungkapnya.

Terpisah, ‎Direktur Imparsial Al Araf menduga aksi 21-22 Mei memang merupakan upaya makar atau menggulingkan pemerintahan yang sah. Namun makar itu tidak berhasil dilakukan.

“Saya rasa dalam aspek tertentu, saya katakan bahwa peristiwa kemarin suatu peristiwa yang gagal,” katanya.

Makar tersebut gagal karena tidak banyak massa yang ingin melakukan hal tersebut. Tidak seperti di era Orde Baru. Masyarakat setuju untuk mengganti pemerintahan.

“Ya, suatu upaya yang gagal karena membaca kondisi objektif tidak utuh, ada satu syarat yang nggak terpenuhi, yakni krisis ekonomi,” tegasnya.

Saat ini menurutnya, kondisi masyarakat berbeda dari saat 1998. Karena saat ini masyarakat sulit terprovokasi. Sehingga dugaan aksi makar ini memang tidak berhasil.

“Sebenarnya proses amuk itu menurut saya gagal karena lintasnya (krisis ekonomi), ekonomi Indonesia stabil, sehingga upaya mancing massa nggak dapat. Masyarakat juga nggak mau terpancing, beda dari 1998,” pungkasnya.

Sekadar informasi, ‎dalam rangkaian aksi 21-22 Mei 2019 di Gedung Bawaslu, Jakarta, yang berujung pada kericuhan di beberapa tempat, tercatat delapan orang tewas dan ratusan orang lainnya luka-luka.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga telah memerintahakan untuk melakukan investigasi dari meninggalnya kedelapan orang itu.

“Kapolri sudah bentuk tim investigasi dipimpin Inspektorat Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto untuk mengetahui penyebab dan semua aspek,” ujar Iqbal.

(jpc)


Terkait News
Hadirkan Bantalan Sosial Digital melalui Program Rekrutmen Mitra Digital, BPJS Ketenagakerjaan Dukung Kolaborasi Grab-Kementerian UMKM
News
Hadirkan Bantalan Sosial Digital melalui Program Rekrutmen Mitra Digital, BPJS Ketenagakerjaan Dukung Kolaborasi Grab-Kementerian UMKM

RADARBANDUNG.id – BPJS Ketenagakerjaan menegaskan dukungannya terhadap inisiatif kolaboratif antara Grab Indonesia dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dalam menghadirkan alternatif kesempatan berusaha dan perlindungan sosial bagi masyarakat melalui program “Rekrutmen Mitra Digital: Menjadi Pengusaha UMKM Bersama Grab!”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, dan membuka ruang bagi ribuan […]

7,3 Juta Peserta PBI Dinonaktifkan, Ini Tanggapan BPJS Kesehatan
News
7,3 Juta Peserta PBI Dinonaktifkan, Ini Tanggapan BPJS Kesehatan

RADARBANDUNG.id, JAKARTA – Belum lama ini, beredar kabar sebanyak 7,3 juta peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) dinonaktifkan. Merespon hal tersebut, Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah menjelaskan bahwa peserta JKN yang dinonaktifkan tersebut, bisa mengaktifkan kembali status kepesertaan JKN-nya jika yang bersangkutan memenuhi beberapa kriteria. “Pertama, […]

Siswa SMP Diedukasi Bahaya Limbah Laut Ghost Net
News
Siswa SMP Diedukasi Bahaya Limbah Laut Ghost Net

RADARBANDUNG.id – Sebagai langkah konkret dalam menangani persoalan limbah laut sekaligus menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, Parongpong RAW Lab bersama Divers Clean Action dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menggelar kegiatan edukatif bagi para pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 53 Kalibaru, Jakarta Utara. Sebanyak 60 siswa kelas VII dan VIII yang sebagian besar berasal dari […]

Bangun Ekosistem Alumni ITB, Agung Aswamedha Punya Tiga Strategi
News
Bangun Ekosistem Alumni ITB, Agung Aswamedha Punya Tiga Strategi

RADARBANDUNG.id – Di tengah dinamika global yang penuh tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan perang Iran-Israel, disrupsi teknologi yang mengguncang sektor-sektor tradisional, hingga krisis iklim dan ancaman bencana demografi di tanah air, Indonesia membutuhkan mitra-mitra strategis yang mampu bergerak cepat, adaptif, dan berpikir jauh ke depan. Dalam konteks ini, Ikatan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.