RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Komoditas sayuran di pasar tradisional Kota Cimahi, kembali mengalami kenaikan harga. Menurut informasi dari sejumlah pedagang , kenaikan harga tersebut lantaran pengaruh cuaca yang masuk pada musim kemarau. Sehingga mengganggu proses tanam dan panen.
Selama ini, komoditas sayuran yang dijual di Cimahi, rata-rata didatangkan dari luar daerah seperti Sukabumi, atau yang terdekat dari Kabupaten Bandung Barat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah pedagang di harga di Pasar Atas Baru (PAB), beberapa komoditas sayuran yang mengalami kenaikan diantaranya pare, buncis, cabai, dan kentang.
Harga pare yang biasaya dijual Rp8 ribu perkilogram, saat ini dijual seharga Rp16 ribu perkilogram. Kentang dieng dari harga Rp12 ribu perkilogram jadi Rp16 ribu perkilogram.
Harga sayuran buncis yang biasanya dijual seharga Rp8 ribu perkilogram saat ini mulai menginjak harga Rp20 ribu perkilogram.
“Mulai naik sekitar seminggu yang lalu. Kalau sayuran dipengaruhi sama cuaca, karena sekarang kemarau, jadi produksinya menurun,” ujar Cucu (36), pedagang sayuran di PAB Kota Cimahi, Senin (24/6/2019).
Harga sayuran lain yang ikut mengalami lonjakan harga yakni cabai tanjung. Saat ini, cabai tanjung dijual Rp80 ribu sampai Rp90 ribu perkilogramnya.
“Biasanya hanya Rp30 ribu perkilogram, naiknya drastis banget. Cabai merah tidak naik, masih Rp40 ribu. Naik itu hanya saat lebaran kemarin, sampai Rp100 ribu perkilo,” jelasnya.
Kenaikan harga tersebut berdampak pada daya beli masyarakat yang justru mengalami penurunan dan membuat pedagang mengalami penurunan omzet.
“Sebetulnya rugi besar tidak juga. Tapi kan pembeli kadang balik lagi setelah tanya harga sayuran berapa, kalau mahal ga jadi belanja,” bebernya.
Menurut Nunung (50), pembeli, kenaikan harga tersebut sangat memberatkan masyarakat, mengingat sayuran jadi alternatif kebutuhan jika harga daging sapi dan ayam naik.
“Kalau daging sapi dan ayam naik, ya mau makan apa. Kasihan yang penghasilannya pas-pasan,” katanya.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menekan harga jual kebutuhan masyarakat di pasar. “Harus cepat turun, kalau seperti ini terus ya kasihan, nanti warung makan kecil juga kena imbasnya,” pungkasnya.
(dan)