RADARBANDUNG.id,GARUT–Garut tak hanya dikenal dengan destinasi wisata dan panganan kulinernya yang khas. Belakangan, kota dodol ini dihebohkan keberadaan Tempat Penitipan Suami dan Penangkaran Buaya. Tepatnya, lokasi itu berada di pertigaan Jalan Pataruman, Garut.
Selintas mungkin orang tak menyangka tempat tersebut betul-betul lokasi untuk menitipkan suami dan buaya. Namun, kalau masuk ke dalamnya, sebenarnya itu hanyalah tempat ngopi, namanya Kedai Dukun.
“Beberapa hari ke belakang sempat ada orang yang datang dan bilang kalau saya harus punya izin dari BKSDA, karena disangkanya ini adalah betul-betul tempat penangkaran buaya,” ujar Kedai Dukun, Utun, Rabu (12/6).
“Padahal, buaya yang saya maksud itu adalah akronim dari ‘bikin usaha asal yakin saja’, bukan buaya asli sebagaimana dibayangkan,” tambah dia.
Itun mengakui, selama ini banyak orang yang ‘kepo’ dengan tulisan yang dipasang di depan kedai miliknya itu. Bahkan, nyaris setiap pengguna jalan akan mengeluarkan ponselnya untuk memotret tulisan di spanduk warung kopinya.
“Mungkin mereka baru menemukan tempat penitipan suami dan buaya,” tuturnya sambil tertawa.
Adapun pemilihan frasa ‘Tempat Penitipan Suami’ dari hasil pengalamannya ketika menemani istrinya belanja di pasar atau salah satu pusat perbelanjaan.
Sejatinya ingin mencari tempat menunggu dengan suasana santai sembari menanti istri belanja. Namun sayangnya, dia belum menemukan tempat itu.
Dia juga yakin sebagian besar suami yang sedang menemani istrinya belanja dan ingin ada tempat untuk bersantai. Maka, mewakili suami-suami yang keki karena menunggu istri belanja, dibuatlah Tempat Penitipan Suami itu.
“Tempat ini saya ciptakan untuk menitipkan suaminya bagi istri yang hendak belanja. Jadi suaminya bisa nongkrong di lah,” ujar pria asal Majalengka itu.
Lokasi Kedai Dukun dekat dengan Pasar Guntur. Jaraknya kurang dari 1 kilometer. Menurut dia, banyak suami yang sedang mengantarkan istrinya belanja di pasar mampir ke kedainya.
Kedai Dukun Tempat Penitipan Suami milik Itun tak hanya di Garut. Dia memiliki kedai dengan nama dan spanduk yang sama di Jakarta dan Palangkaraya.
Kopi yang ditawarkan di kedai itu berasal dari hasil tanam di kampung halamannya di Majalengka. Selain kopi, ada juga berbagai camilan dan makanan berat seperti nasi goreng.
Harganya cukup terjangkau. Secangkir kopi Rp 12 ribu-Rp 18 ribu. Seporsi nasi goreng hanya Rp 16 ribu-Rp 18 ribu.
Tempat Penitipan Suami milik Kuwu itu baru dibuka tiga pekan. Dia mengklaim sudah banyak pesohor yang datang ke kedainya itu. (kumparan)