News

Inpago Solusi Petani Musim Kemarau

Radar Bandung - 27/06/2019, 11:07 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
PANEN : Petani di Pasir Kiara, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi, memanen padi meskipun belum waktunya untuk menghindari kerugian karena kemarau (foto: WISHNU PRADANA/RADAR BANDUNG)

RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Untuk menyiasati berhentinya proses produksi lahan sawah di Kota Cimahi selama musim kemarau, Pemerintah Kota Cimahi menyiapkan varietas padi yang cocok ditanam saat kemarau.

Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, menyiapkan sebanyak 1.000 kilogram varietas padi Inpago untuk ditanam para petani di lahan sawah yang beberapa minggu belakangan sudah mengering.

Kepala Bidang Pertanian Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, padi Inpago merupakan bibit baru yang didatangkan langsung dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Varietas itu dikembangkan khusus agar tahan terhadap kekeringan.

“Kami sediakan bibit padi Inpago untuk ditanam petani selama kemarau. karena selama kemarau ini, rata-rata sawahnya tidak teraliri air dari irigasi,” ujar Mita saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Rabu (26/6/2019).

Setiap satu hektare sawah, hanya membutuhkan 5 kilogram benih padi inpago. Kalaupun harus disiram, tak memerlukan banyak air seperti benih padi biasa.

“Kalau biasanya petani itu pakai padi Infari varietas 40, 42, 43, perlu bibit yang banyak, sampai 10 kilogram tapi tergantung daerahnya. Kalau inpago lebih irit,” tuturnya.

Salah satu lahan pertanian yang akan coba ditanami padi Inpago adalah sawah di Kampung Pasir Kiara, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Ada 15 hektare lahan yang sudah kering, bahkan tanahnya sudah retak-retak.

Di lahan yang semuanya sudah ditanami padi itu, terpaksa dipanen lebih dini untuk menghindari gagal panen dan kerugian. Dari 15 hektare lahan sawah, hanya 10 hektarenya saja yang bisa dipanen.

“Banyak yang mengeluh karena terpaksa panen dini. Tapi kalau tidak dipanen, lebih rugi lagi. Selain tanam inpago, kita sarankan tanam palawija juga,” jelasnya.

Tata (56), salah satu petani di Pasir Kiara, Kelurahan Cipageran, mengaku akan mengikuti saran pemerintah menanam padi inpago selama kemarau. Saat ini, lahan sawah yang digarapnya, sedang dipanen.

“Sekarang dipanen dulu, dibersihkan juga. Baru ditanami lagi. Kalau tidak ditanami ya mau makan apa nanti. Sudah tergantung dari hasil tani ini,” terangnya.

Selama panen ini, kualitas padi yang dipanen pun jauh dari kata bagus. Sebab banyak bulir padi yang masih muda dan tak berisi bulir.

“Paling hanya jadi 4 atau 5 ton. Biasanya 7 ton. Hanya dikonsumsi untuk warga sekitar saja,” pungkasnya.

(dan)