RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Musim kemarau membuat permukaan air di Situ Cipanunjang turun sedalam 3 meter. Namun, hal ini dipastikan tidak akan mengganggu suplai air untuk masyarakat.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi menyebut penurunan air terjadi sedalam 30 cm setiap harinya. Meski begitu, cadangan air masih tetap aman dari sumber yang lain.
“Rata-rata dalam sehari permukaan air turun 30 cm. Tapi kalau di Cikapundung dan Cibeureum masih normal,” ujar Sonny.
Turunnya air ini, lanjut Sonny masih belum berpengaru terhadap produksi air PDAM. Sonny menegaskan, produksi air baru akan terpengaruh jika permukaan air sudah sampai dasar.
“Kalau sekarang, masih sisa 11 meter, ketinggian airnya. Jadi produksi air masi normal yaitu 2400 liter per detik,” tambah Sonny.
Meski demkian, Sonny tetap meminta warga untuk menghemat air bersih, terutama penggunaan air rumah tangga. Sistem kontrol penggunaan air rumah tangga memang sudah diprediksi. Tidak seperti untuk hotel atau restoran yang menggunakan banyak air jika tingkat kunjungannya tinggi.
Sementara itu, ditanya mengenai penanggulangan masalah kekeringan di Kota Bandung, Walikota Bandung Oded M.Danial mengajak warganya untuk tetap bersyukur. “Salahsatu bentuk bersyukur adalah dengan mengemat air,” ujar Oded.
Oded mengatakan, diperlukan penambaan jumlah drumpori di Kota Bandung. Agar air di 1/3 tahun musim hujan bisa memenuhi kebutuhan selama musim kemarau.
“Dinas PU sudah merencanakan untuk membuat banyak drumpori. Karena dengan memiliki banyak drumpori air yang dikirimkan Alloh, selama musim hujan, bisa ditabung untuk keperluan musim kemarau,” bebernya.
Selain itu, Oded mangatakan Pemkot Bandung memilik lahan seluas 3,9 hektare di Kecamatan Cidadap, untuk dibangun wetland seperti di kawasan Cibiru. “Kita punya lahan di Cidadap yang juga ada sumber mata air, rencananya akan kita bikin wetland seperti dicibiru,” pungkasnya.