RADARBANDUNG.id, CIMAHI – Budidaya atau ternak ikan hias jenis cupang diyakini mampu meningkatkan perekonomian karena belakangan kembali naik daun.
Berbeda dengan jenis ikan hias lainnya, ikan cupang memiliki segala kemudahan proses pemeliharaan. Modal awal untuk pembudidayaan pun tidak besar.
Menurut Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandung, Dedy Arief Hendriyanto, budidaya ikan cupang bisa dijadikan suatu peluang usaha baru karena pemeliharaannya tidak terlalu memerlukan lahan yang luas untuk mengembangbiakkan ikan.
“Cukup dengan toples atau di dalam aquarium saja. Jadi sebenarnya ini potensi bisnis yang sangat menguntungkan. Untuk modalnya saja tidak terlalu mahal,” ujar Deddy saat ditemui disela-sela kontes ikan cupang di DPRD Kota Cimahi, Minggu (14/7/2019).
Saat ini, harga paling mahal ikan cupang yang pernah diekspor melalui BKIPM mencapai harga Rp5 juta, untuk anakan. Sedangkan yang sudah besar harganya bisa lebih mahal lagi.
“Sekarang yang paling bagus jenis marbell (nemo koi) perekor Rp500 ribu untuk anakan. Bisa dijual sampai Rp2 juta. Ada juga jenis Crowntail, harganya Rp700 ribu untuk anakan. Kalau yang size M bisa lebih dari Rp2 juta, bahkan bisa Rp3 juta. Penjualan kan bisa online, atau melalui BKPIM dan komunitas beta,” jelasnya.
Berdasarkan catatan BKIPM, di Cimahi sendiri ada sekitar 50 orang eksportir ikan cupang, uang rata-rata bisa 200 kali ekspor dalam sebulan.
“Kalau misalnya 50 saja yang diekspor, dengan kualitas biasa harganya Rp500 ribu, untungnya sudah sangat besar. Apalagi kalau ikannya yang sudah menang kontes, atau kualitas anakan yang bagus, keuntungannya lebih meningkat lagi,” jelasnya.
Salah seorang penghobi ikan cupang, Ferry Luhur mengaku, budidaya ikan cupang sangat menjanjikan. dirinya sudah menggeluti hobi dan budidaya ikan cupang sejak 2014.
“Ikan cupang paling mahal yang saya jual sampai Rp5 juta. Bukan karena ikannya bagus saja, tapi juga langka dan sudah menang kontes. Karena langka ya jadi tidak bisa sering jual, antara penghobi itu biasanya berebut,” kata Ferry.
Saat ini, dia memiliki lebih dari 200 ekor ikan cupang berbagai jenis. Sasaran ekspor ikan cupang miliknya bahkan sudah sampai luar negeri, seperti Singapura, Thailand, Cina, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
“Itu juga hanya ke penghobinya saja, jadi permintaannya tidak banyak. Paling sekali kirim 10 atau 20 ekor. Harga rata-rata Rp1 juta. Tergantung permintaan dan ketersediaan barang juga,” bebernya.
Bagi penghobi baru, dia memberikan saran agar memahami dulu jenis, kualitas, dan harga pasaran cupang agar tidak mudah jadi korban penipuan oknum penghobi yang cari untung.
“Biasanya ada penghobi yang nakal, jual barang jelek ke penghobi baru, dibilang barang bagus. Kasihan kalau keluar uang besar, jadi pahami dulu, baru mulai ikut komunitas. Setelah itu bisa terjun ke budidaya,” tegasnya.