RADARBANDUNG.id, SUBANG – Menjelang berakhirnya masa tugas, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Subang semakin santer melakukan kunjungan kerja (kunker) keluar daerah.
Namun, kegiatan wakil rakyat tersebut, mendapat kritikan pedas dari kalangan masyarakat Subang. “DPRD Subang sering melakukan kunjungan kerja, artinya mereka itu jarang ada di kantor,” kata Aktivis Subang, Iing Irwansyah, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, kunjungan kerja atau studi banding memang perlu dilakukan pejabat legislatif maupun eksekutif untuk melihat perkembangan daerah lain sebagai bentuk referensi. Artinya, dari kegiatan kunker yang dilakukan dewan harus benar benar ada feedback yang positif. “Ya, kesannya jangan sering jalan-jalan diakhir jabatan. Jadi harus ada hasilnya, harus diperlihatkan kepada masyarakat,” kata Iing, Rabu (31/7/2019).
Selain itu, kata Iing, kunker yang sering dilakukan anggota dewan jangan sampai mengganggu kinerja mereka dalam melakukan pengawasan dan penyerapan aspirasi masyarakat.
“Pada prinsipnya tugas anggota legislatif itu membawa suara rakyat,bekerja untuk rakyat, bukan membawa uang rakyat,apa lagi hanya menghabiskan uang rakyat tanpa hasil,” katanya.
“Bila memang diperlukan, mau seminggu sekali, atau satu bulan 6 kali boleh-boleh saja. Namun hasilnya harus jelas. Saat ini saja kita belum tahu ada berapa Perda yang dibuat. Inikan harus jelas. Jangan kesannya aji munpung menghabiskan anggaran diakhir masa jabatan,” tegas mantan Ketua HMI Subang itu.
Berdasarkan informasi, kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan wakil rakyat Subang tesebut berkaitan dengan sejumlah Raperda yang sekarang sedang dibahas.
Plt Sekwan DPRD Subang, Ujang Sutrisna mengatakan, untuk minggu ini kunker yang dilakukan DPRD Subang terkait Perda Pariwisata dan Bencana Kabupaten Subang.
“Untuk Komisi 1 dan 4 ke Dinas Kesehatan, komisi 2 dan 3 ke DPRD Kota Surabaya, sesuai bidang komisi,”katanya.
Dirinya membenarkan bahwa anggota DPRD Subang memang melakukan kunker setiap minggu. “Betul pisan,” ucap Ujang.
