News

‘Pelototi’ Tiga Kec Rawan Narkoba

Radar Bandung - 06/08/2019, 11:33 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
MENERANGKAN : Kepala BNN Kabupaten Bandung Barat, Sam Norati Martiana memaparkan tiga kecamatan di KBB yang masih menjadi tempat paling rawan peredaran narkotika. Foto : ( IST )

RADARBANDUNG.id, NGAMPRAH – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat memberikan perhatian khusus terhadap tiga wilayah rawan sasaran peredaran Narkotika.

Kepala BNN Kabupaten Bandung Barat, Sam Norati Martiana, mengatakan, Kecamatan Padalarang, Batujajar dan Lembang masih menjadi tempat paling rawan peredaran narkotika di Bandung Barat

“Untuk peredaran narkotika di KBB penyebarannya merata, hampir di setiap kecamatan ada. Tapi berdasarkan pemetaan yang sudah kami lakukan paling banyak peredarannya ada di tiga wilayah itu,” ujarnya di Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, ketiga wilayah tersebut memang rawan peredaran narkotika karena wilayahnya masuk perkotaan, terlebih untuk wilayah Lembang masuk wilayah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

“Ketiga wilayah itu banyak keluar masuk orang baru, apalagi di tempat wisata biasanya kalau rekreasi, penggunanya cederung pakai (narkotika) ketika bersenang-senang,” katanya.

Sedangkan untuk di wilayah Batujajar, kata dia, disana banyak terdapat pabrik dimana saat ini peredaran narkotika banyak menyasar para pekerja, sehingga pekerja saat ini menjadi sasaran empuk para pengedar narkotika.

“Hingga saat ini yang paling banyak menggunakan narkotika ini usia pekerja. Itu tak hanya di KBB saja tapi di seluruh Indonesia dan untuk Batujajar dan Padalarang disana banyak pekerja dan kos-kosan,” ucapnya.

Ia mengatakan, pada tahun ini saja pihaknya sudah menangani peredaran narkotika di tiga wilayah tersebut sedikitnya sudah ada lima kasus, baik peredaran Shabu, Ganja maupun obat-obatan terlarang.

Saat ini penanganan sebagian kasus peredaran narkoba di tiga wilayah tersebut, kata dia, sudah dilimpahkan ke Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Cimahi untuk ditindak lanjuti, tetapi ada juga pengguna yang direhabilitasi.

“Yang sudah dilimpahkan untuk kasus peredaran narkotika ini jenis obat-obatan seperti eximer sebanyak 6000 butir. Itu yang dilimpahkan pengedar maupun penggunanya,” ujar Sam.

Sedangkan untuk menekan peredaran narkotika di tiga wilayah itu, pihaknya saat ini terus melakukan sosialisasi bahaya penggunaan narkoba ke masyarakat umum, anak sekolah hingga ke pekerja.

(bie)