News

Santri dan Pelajar Gelar Doa Bersama

Radar Bandung - 29/08/2019, 10:47 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
MENYIRAM: Salah seorang warga menyiramkan air zam zam ke Kawah Ratu Tangkuban Parahu, Lembang, belum lama ini. Foto : ( IST )

RADARBANDUNG.id, LEMBANG – Sejumlah santri dan pelajar dari sebuah Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengggelar doa bersama dan siraman air zamzam di Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu.

Ritual tersebut dipimpin oleh seorang ustaz,  bersama pihak pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu setelah mereka bersama ratusan warga lainnya menggelar istigasah dan salat istisqa.

Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP), Putra Kaban berharap, pemanjatan doa tersebut dapat membuat kondisi alam di kawasan Gunung Tangkuban Parahu khususnya Kawah Ratu  kembali normal, dimana sudah lebih dri satu bulan terus mengalami erupsi hingga berdampak ditutupnya objek wisata yang menjadi ikon Jawa Barat ini.

“Ratusan warga tadi menggelar istigasah dan salat istisqa di pintu gerbang masuk ke sini. Alhamdulilah hujan turun dan semoga ini menjadi keberkahan untuk semua,” kata Putra Kaban, selaku pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu, Rabu (28/8/2019).

Ketika hujan deras mengguyur kawasan Gunung Tangkuban Parahu, kondisi Kawah Ratu terlihat masih mengeluarkan asap putih. Akan tetapi lokasi kawah tersebut tidak terlihat secara jelas karena tertup kabut. Sementara abu vulkanik yang menempel di kios pedagang dan di sekitar area parkir Gunung Tangkuban Parahu sebagian langsung bersih karena terbawa hujan.

Setelah hujan reda, masyarakat dan para santri langsung berdoa dengan  menghadap ke Kawah Ratu untuk meminta agar erupsi Gunung Tangkuban Parahu bisa segera berhenti. Bahkan seteleh mereka berdoa, salah seorang perwakilan dari santri itu menyiramkan air zamzam ke bibir Kawah Ratu. “Kami meminta hujan, agar di sini bisa tenang dan erupsi berhenti, agar kami dan pedagang bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” kata Kaban.

Ustaz Yandi yang memimpin jalannya ritual mengatakan, doa istisqa memang disyariatkan di dalam agama Islam untuk meminta hujan. Manusia hanya bisa berdoa dan berihtiar karena semua tetap menjadi keputusan sang pencipta. Sebab, pada dasarnya, manusia selalu diperintahkan untuk bersyukur dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

“Setelah ini, saya berharap Gunung Tangkuban Parahu bisa segera dibuka dan kita sama-sama bisa beraktivitas dan mencari nafkah kembali di sini,” tandasnya.

(bie)