RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung cukup gencar mengkampanyekan konsep urban farming kepada masyarakat. Sampai saat ini hasilnya diklaim cukup positif.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menyatakan, masyarakat sudah semakin paham manfaat dari urban farming. Bahkan menurutnya, urban farming di Kota Bandung sudah memberi kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan di masyarakat.
Berdasarkan kajian dari salah satu perguruan tinggi negeri, ia mengungkapkan, konsep urban farming bisa mengurangi 5-6 persen ketergantungan masyarakat terhadap produk pangan dari luar Kota Bandung.
“Ada beberapa teman dari perguruan tinggi yang riset dan hasilnya menyebutkan sekitar 5-6 persen urban farming mengurangi ketergantungan pangan dari luar Bandung,” katanya, kemarin.
Menurutnya, meski hasil riset itu perlu dikaji secara mendalam, namun pihaknya yakin penerapan konsep urban farming telah berdampak positif. Masyarakat juga sudah mulai banyak menerapkan konsep tersebut di lingkungannya.
Produk hasil urban farming sejauh ini, lanjut dia, memang sebagian besar dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Mulai dari sayur-sayuran seperti cabai, wortel dan produk lainnya.
“Kecenderungan pemanfaatan urban farming untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi ada juga untuk bisnis. Mereka mampu menjual hasil produknya ke pihak lain,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini sudah ada 150 kelompok urban farming yang mendapat pembinaan dari Dispangtan Kota Bandung. Setiap kelompoknya berisi 15-20 orang. Jumlah tersebut belum ditambah masyarakat yang menerapkan urban farming secara mandiri.
“Namun, memang jumlah masyarakat yang menerapkan konsep urban farming belum ideal. Untuk itu kami terus mengajak masyarakat agar ikut membudidayakan tanaman pangan dengan metode urban farming,” pungkasnya.