RADARBANDUNG.id, BANDUNG – PLN Unit Induk Transmisi (UIT) Jawa Bagian Tengah (JBT) terus meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan. Berbagai cara dilakukan ihwal pemeliharaan jaringan transmisi, termasuk antisipasi potensi gangguan sistem.
Senior Manager SDM dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Dyan Prasetya Rini mengatakan, dalam upaya mengamankan jaringan transmisi dari gangguan salah satunya kegiatan yang dilakukan adalah Grebeg ROW (Right Of Way), yaitu penebangan pohon yang telah melewati batas jarak aman.
“Kegiatan ini rutin dilakukan regu Pemeliharaan PLN UIT JBT,” ujar Dyan saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di kawasan Cihapit, Kota Bandung, Rabu (4/12).
Dyan melanjutkan, kegiatan Grebeg ROW ini terkait ruang bebas disekitar jaringan listrik yaitu ruang yang dibatasi bidang vertikal dan horizontal di sekeliling dan di sepanjang konduktor SUTT dan SUTET.
“Artinya, tidak boleh ada benda di dalamnya demi keselamatan mahluk hidup serta menjaga keamanan operasi SUTT dan SUTET,” sambung Dyan.
Berdasarkan data November 2019, PLN UIT JBT sudah melakukan penebangan tuntas sebanyak 62.587 pohon kritis disekitar ROW 500 kV. Tersisa penebangan di sekitar jalur 150 kV sebanyak 11.275 pohon dan di jalur 70 kV sebanyak 2.908 pohon.
“Jika pohon kritis itu dibiarkan berpotensi menyebabkan gangguan yang merugikan tidak hanya PLN tapi juga masyarakat karena distribusi listrik terhambat,” papar Dyan.
Ia menuturkan, selain gangguan akibat pohon yang melewati batas jarak aman, gangguan juga bisa terjadi akibat masyarakat yang beraktivitas (bermain) layang-layang menggunakan tali kawat. Kata Dyan, ini juga mendapat perhatian khusus dari PLN UIT JBT karena bisa menggangu distribusi listrik.
“Sebenarnya penyebab gangguan beragam, mulai dari eksternal akibat benda atau mahluk hidup yang berada disekitar jaringan transmisi,” jelasnya.
Pada 2019, Dyan menyebut, sudah terjadi sedikitnya 59 kali gangguan akibat layang-layang. Untuk mengatasi permasalah ini pihaknya bersama aparat keamanan dan pemerintah setempat melakukan sweeping di daerah rawan layang-layang di sepanjang jalur transmisi.
“Daerah paling rawan layang-layang itu
di Kabupaten Garut. Tapi kami sudah mengantisipasi, menekan gangguan listrik akibat layang-layang ini, seperti bekerjasama dengan pemerintah setempat dengan mengeluarkan Perda larangan bermain layang-layang menggunakan kawat,” paparnya.
Selain itu, memasuki musim hujan PLN UIT JBT juga sudah memetakan daerah sekitar tower transmisi yang dekat dengan titik rawan longsor. Ada 35 tower masuk dalam kategori kritis dan 12 tower kategori waspada serta 20 tower masuk kategori pengawasan.
“Daerahnya titik longsor tersebar, seperti Kabupaten Sumedang, Cililin atau Majalengka,” imbuhnya.
Dyan berujar, daerah rawan longsor tersebut dapat menyebabkan pergerakan tanah sehingga kedudukan tower bergeser atau miring. Imbasnya,
sistem ketenagalistrikan terganggu dan distribusi listrik ke setiap rumah bisa terhenti.
“Kami meminta masyarakat berhati-hati jika melakukan aktivitas disekitar transmisi. Jangan melakukan penambangan atau pengerukan tanah karena dapat berpengaruh pada posisi tower SUTT atau SUTET,” pungkasnya.