RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ditengah krisis pemanasan iklim global, konsep go green memang perlu dilakukan. Namun tidaklah mudah untuk mengaplikasikan konsep ramah lingkungan tersebut.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, Indonesia telah memiliki anak bangsa yang terus bergerak dalam bidang lingkungan. Salah satunya PT Securitech Indonesia. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengemasan bagasi penumpang pesawat itu, dalam pengemasannya menggunakan teknik plastic wrapping.
Securitech menjadi pelopor penggunaan plastik bersifat oxo degradable, yang mudah terurai selama 24-36 bulan setelah menjadi sampah. Hal tersebut tentunya dapat meminimalisasi dampak buruk dari sampah plastik.
Menurut CEO Securitech Indonesia, Ahmad Fauzi Shandi, khusus di Indonesia sebetulnya tidak akan kesulitan dalam mengembangkan konsep ramah lingkungan terutama di bandara, ketimbang di negara lain.
Misalnya di Singapura, sejauh ini untuk menemukan bahan-bahan alami seperti tumbuhan, negara tersebut cukup kesulitan. Lantaran di negara itu tidak memiliki hutan ataupun daerah pegunungan yang memiliki banyak bahan dasar alami.
“Akan tetapi, mereka rela berburu hingga ke Indonesia untuk memaksimalkan konsep ramah lingkungan tersebut. Namun kenapa Indonesia yang kaya akan penghijauan tidak mengaplikasikan di bandaranya sendiri?,” kata Fauzi, heran.
Sementara itu, menurut dia, untuk di Jawa Barat masih ada yang perlu jadi perhatian dari sisi progres pengerjaan infrastruktur. Bisa dilihat saat ini perkembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), belum maksimal.
“Toh kalau BIJB bisa dimaksimalkan yang akan merasakan dampaknya tidak hanya pemerintah saja, banyak pula masyarakat yang diuntungkan. Bahkan tidak dipungkiri bahwa perekonomian pun akan meningkat,” ungkapnya.
Saat ini lanjut dia, pihaknya sudah memiliki sertifikasi go green, yakni bahan baku yang bisa mendaur ulang plastik tidak lebih dari dua tahun. Untuk sertifikasinya sendiri dilakukan Inggris, dan telah diaplikasikan di 17 bandara yang ada di Indonesia termasuk Jawa Barat.
“Sertifikasinya saya lakukan di Inggris. Saya harap pengusaha di Indonesia kedepannya menggunakan wrapping,” pungkasnya.