News

Hj Lilis Boy: Petani Masih Terkendala Modal

Radar Bandung - 29/01/2020, 17:38 WIB
Oche Rahmat
Oche Rahmat
Tim Redaksi
Hj Lilis Boy: Petani  Masih Terkendala Modal
Anggota DPRD Jabar Daerah Pemilihan (Dapil) Cianjur dari Partai Demokrat, Hj Lilis Boy, saat melakukan kunjungan kerja komisi di sejumlah daerah.Foto:Istimewa

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Permasalahan modal masih menjadi kendala yang sering dialami para petani di Kabupaten Cianjur. Mulai pembiayaan penggarapan sawah, pembenihan sampai tahap panen dan pasca-panen. Anggota DPRD Jabar Daerah Pemilihan (Dapil) Cianjur dari Partai Demokrat, Hj Lilis Boy mengatakan, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan petani dalam fase membajak sawah sampai pasca-panen.

Karena itu, lanjut dia, penting tersedianya bantuan dari pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian melalui UPTD maupun BPP Pertanian untuk melakukan terobosan. Diantaranya membantu petani dalam membentuk Unit Penyedia Jasa Alsintan (UPJA) agar petani tidak kebingungan untuk biaya penyewaan alat dan mesin pertanian untuk menggarap sawah, serta memberikan bantuan bibit dan pupuk untuk kelompok tani yang ada guna mendukung terbentuknya Poktan yang mandiri.

Anggota Komisi II ini juga mengakui hasil pertanian di Cianjur masih tertinggal dari daerah lain. Ia mencontohkan petani padi di Kec Cianjur pada setiap musim panen biasanya mendapatkan rata-rata 7 hingga 8 ton padi per hektare. Berbeda dengan petani padi di kabupaten Lain dimana hasil panen dapat mencapai rata-rata 10 hingga  11 ton per hektare.

Masalah lainnya petani yang menggarap sawah biasanya turun-temurun, tapi mereka  hanya penggarap yang harus setor kepada pemilik tanah. “Tapi ketika harga padi anjlok mereka harus ambil risiko dengan ngutang pupuk atau bibit. Memang saat ini ada bibit dan bantuan pupuk subsidi dari pemerintah tapi tidak semua petani kebagian,” ungkap Lilis.

Belum lagi masalah hama. Sementara pemilik lahan tidak mau tahu. Selain itu banyak juga petani yang menerima  bantuan lunak pemerintah untuk menolong mereka dari para pengijon. “Saya terus berkomunikasi dan menggenjot para petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani untuk bagaimana bisa mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan dari sebelum sebelumnya. Dalam hal ini saya juga mendorong terbentuknya UPJA-UPJA baru untuk kemudian diharapkan bisa mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian guna menopang proses pertanian,” kata wakil rakyat yang dekat dengan wartawan ini.

Saat bertemu dengan petani, ia memberi masukan terhadap petani  bahwa pemerintah hadir untuk membantu. Ia juga mendorong terbentuknya kelompok tani yang mandiri

Berbicara kondisi irigasi, lanjut dia, terdapat beberapa kondisi yang berbeda. Ada yang masih berfungsi, kurang berfungsi bahkan ada yang sudah rusak. Salah satunya irigasi yang dimanfaatkan petani di Desa Cikondang, Kec Cibeber, saat ini sedang diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp 800 juta. “Ssemoga anggaran tersebut dapat terealisasi dengan baik dan kedepan dapat bermanfaat untuk para petani di sana,” harap Lilis.

Apakah irigasi yang ada saat ini sudah bisa mengantisipasi musim kering tahun berikutnya? Menurut Lilis, ada petani yang tidak mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. “Bisa dikatakan irigasi berfungsi dengan baik, tapi ada juga beberapa daerah di Cianjur selatan, tepatnya di Kecamatan Leles yang mengalami kekeringan. Bahkan menurut aduan para petani di sana mereka tidak beraktivitas menanam padi selama musim kemarau, karena terdampak kekeringan, maka dapat saya simpulkan perlu adanya pembangunan irigasi-irigasi baru di beberapa wilayah,” tandasnya.

Karena itu, kata Lilis, perlu ada solusi jangka pendek dan panjang untuk pertanian di Cianjur. Solusi jangka pendek dengan membentuk Poktan yang mandiri serta UPJA di beberapa desa untuk menopang pertanian, hal ini berguna menekan angka pengeluaran dari petani untuk menggarap sawah dan menghindarkan para petani dari lilitan hutan.

Sementara jangka panjang ada beberapa hal yang harus disiapkan untuk meningkatkan kualitas pertanian. Salah satunya adalah membangun irigasi baru di beberapa wilayah petani yang sering terdampak kekeringan dan juga menerapkan konsep teknologi dalam pertanian, seperti melakukan berbagai macam edukasi terhadap petani untuk meningkatkan kualitas pertanian. “Semoga adanya hasil pansus bisa mengatasi semua masalah kursusnya pemasaran setelah panen,” harap Lilis.

(mun)

 


Terkait Jawa Barat
Kembali ke Barak! Jabar Lanjutkan Pendidikan Karakter Ala Tentara untuk Siswa Bermasalah
Jawa Barat
Kembali ke Barak! Jabar Lanjutkan Pendidikan Karakter Ala Tentara untuk Siswa Bermasalah

Gelombang pertama program ini sebelumnya telah digelar pada 1 hingga 20 Mei 2025. Sebanyak 273 siswa berhasil menyelesaikan program di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, serta di Purwakarta.

Penerapan Jam Malam untuk Pelajar di Jabar Terus Disosialisasikan
Jawa Barat
Penerapan Jam Malam untuk Pelajar di Jabar Terus Disosialisasikan

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sosialisasi kebijakan penerapan jam malam untuk pelajar terus disosialisasikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Penerapan jam malam untuk pelajar di Jabar ini perlu keterlibatan semua pihak, tidak hanya pemerintah saja, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Purwanto, dikutip Senin (9/6/2025). Menurut Purwanto, jika tidak ada kepedulian dari orang tua […]

34 Event di Jabar Juni 2025: Konser Musik, Festival Budaya hingga Pameran
Jawa Barat
34 Event di Jabar Juni 2025: Konser Musik, Festival Budaya hingga Pameran

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sejumlah event menarik akan digelar sepanjang Juni 2025 di Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, swasta dan komunitas. Kategori event yang digelar juga sangat beragam, mulai dari festival budaya, pameran hingga konser musik. Kemeriahan di setiap event tentunya diharapkan dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk berwisata di Jawa Barat. Kepala […]

Sindiran Pedas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kepada Pendidikan di Indonesia: Guru dan Orang Tua Terlalu Cinta Duit, Lupa Doa!
Jawa Barat
Sindiran Pedas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kepada Pendidikan di Indonesia: Guru dan Orang Tua Terlalu Cinta Duit, Lupa Doa!

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Tokoh kharismatik sekaligus Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, melontarkan kritik pedas yang bikin panas telinga banyak pihak. Dalam pidato emosionalnya saat perayaan Idul kurban, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengguncang publik dengan pernyataan tajam soal bobroknya arah pendidikan dan mental pejabat di Indonesia. ”Pendidikan kita hari ini terlalu materialistis! Guru-guru, kepala […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.