RADARBANDUNG,id, BANDUNG – Presiden Joko Widodo meyakini Terowongan Nanjung bisa mengurangi dampak banjir Bandung Selatan.
Hal demikian Jokowi sampaikan saat meresmikan Terowongan Nanjung pada kawasan hulu Citarum, Curug Jompong, Kabupaten Bandung, Rabu (29/1).
Terowongan kembar itu bagian instrumen pengendali banjir kawasan Bandung selatan, sekitar wilayah Sungai Citarum.
Pembangunan terowongan menjadi salah satu dari sekian banyak pekerjaan besar pemerintah dalam upaya pengendalian banjir yang biasa terjadi pada cekungan Bandung.
Sejumlah instrumen lain seperti proyek floodway Cisangkuy, Desa Sukamukti, embung Gedebage, hingga kolam retensi Cieunteung terus berjalan.
“Sistem pengendali banjir cekungan Bandung terdiri atas banyak pekerjaan besar, yaitu normalisasi hulu sungai, pembangunan embung Gedebage, pembangunan kolam retensi Cieunteung, hingga pembangunan floodway Cisangkuy,” kata Jokowi saat memberikan sambutan.
Pembangunan terowongan Nanjung untuk mengatasi penyempitan alur Sungai Citarum pada titik tersebut akibat kontur berbatu kanal Curug Jompong.
Akibatnya, aliran air dari hulu menuju hilir hingga ke Waduk Saguling Kab. Bandung Barat sering terhambat.
Pembangunan dua terowongan dengan panjang masing-masing 230 meter dan berdiameter delapan meter.
Harapannya dapat menanggulangi banjir sejumlah wilayah, utamanya sekitar daerah Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
Sebelum adanya terowongan tersebut, luas genangan akibat banjir yang biasa terjadi disekitar wilayah itu bisa mencapai 490 hektare seperti pada tahun 2016 lalu.
Kini, setelah terowongan mulai beroperasi, luas genangan sebagai dampak banjir berkurang hingga menjadi 80 hektare.