News

Kembali pada Fitrah dalam Seni Lukis

Radar Bandung - 04/02/2020, 15:30 WIB
Oche Rahmat
Oche Rahmat
Tim Redaksi
Kembali pada Fitrah dalam Seni Lukis
Pengunjung mengamati salah satu karya seni dalam pameran Mana Rana di Ruang Segi Empat, Jalan Raya Cigadung, Kota Bandung, Senin (3/2/2020).

RADARBANDUNG.id, NIRMANA – pada lingkup seni gambar selalu jadi hal dasar yang dipelajari. Baik itu oleh pelajar atau profesional seniman yang ingin coba berkreasi dengan seni lukis. Guna memperkenalkan gambar nirmana yang penuh arti, para pengajar nirmana dwimatra di kampus Institut Teknologi Nasional (ITENAS) menggelar pameran seni. Berjudul ‘Mana Rana’, pameran berlangsung di Ruang Segi Empat Jalan Raya Dago Goltf, pada 28 Januari – 4 Februari.

Ada sembilan pameris yang ikut berpameran di sini. Mereka adalah Bambang Arief, Delia Safira, Dini Cinda Kirana, Heny Haerany, Itsnataini Rahmadillah, Luki Lutvia, Puri Fidhini, Rani Lassmiati, dan Titie Rosbury. Para pameris dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITENAS ini mempresentasikan karya-karya berbasis dua dimensi yang menyoroti pentingnya posisi nirmana dua dimensi sebagai sebuah landasan.

Nirmana dianggap begitu esensial posisinya dalam proses perumusan solusi kreatif. “Nirmana menawarkan sentuhan estetis yang memperlihatkan sisi humanis dan fungsi-fungsi praktis juga utilitarian dari sebuah karya kreatif,” tulis kurator Ganjar Gumilar pada kuratorial di Ruang Segi Empat, Senin (3/02/2020).

Ganjar melanjutkan, pada proses pembelajaran nirmana, seseorang akan meninggalkan prasangka representasi yang sudah melekat sejak dini. Nirmana kemudian mengajak pengunjung untuk melihat dan memahami visualitas dalam tingkatan yang begitu dasar.

“Mengembalikan kita pada fitrah bentuk seperti titik, garis, bidang, ruang, penekanan, irama, kontras, dan lainnya. Karena semua bentuk tersebut pada nirmana bisa bercampur menjadi satu kesatuan,” sambungnya.

Sebagai sebuah pameran, Mana Rana mencoba untuk mengisolasi dan menyoroti pentingnya persoalan nirmana sebagai asas dan praktik kerja yang kreatif. Pameran ini sejatinya menawarkan perspektif yang khas karena justru kembali pada hal-hal yang mendasar, alih-alih spesifik membahas persoalan khusus.

Istilah mana rana dipilih untuk mencerminkan spirit yang hendak disampaikan. Diambil dari kata ‘mana’ yang bisa diartikan sebagai makna dan ‘rana’ yang bisa dimaknai sebagai komposisi yang seimbang. Paduan kata ini kemudian dimaknai secara cukup sublim dalam pameran ini dengan cara menampilkan ‘makna dari keseimbangan bentuk’ beserta peranannya dalam menjawab persoalan.

Karya-karya yang hadir dalam pameran ini pun menunjukan kekhususan dan keragaman ini. Karya seni, kerajinan, fotografi, lukisan, dan gambar, semuanya potensial untuk menjadi berbeda antara satu dan lainnya, namun tetap bersandar pada elemen rupa dasar, nirmana.

Bambang Arief mempresentasikan nirmana dengan karya instalasi berjudul ‘Imaji Garis-garis Alam’. Konsep dasar nirmana yang menyatukan semua elemen visual menjadi harmonis coba digambarkan Bambang diatas mixed media berukuran 130×90 sentimeter. Garis tak beraturan dengan warna-warna seperti merah tua, hijau, biru muda, putih, hitam, cokelat, dan lainnya bercampur dan hanya dipisahkan oleh sebuah garis pendek tak berbentuk.

Tidak melulu gambar atau foto, karya berjudul ‘Vigorous’ mempresentasikan nirmana dwimatra pada pajangan macrame dan permadani. Karya instalasi milik Delia Safira ini terlihat paling berbeda karena mengusung seni macrame.

Wanita kelahiran Bandung ini menempuh pendidikan di kriya tekstil FSRD ITB ITB dan bekerja di sebuah perusahaan fashion retail. Tujuh tahun menggeluti bidang fesyen dan tekstil, tahun 2017 Delia mencoba kembali ke dunia kriya dengan mulai mendalami seni macrame. Bagi Delia, sejak dulu macrame dan permadani merupakan teknik yang menarik untuk dieksplorasi.

Kemudian, teknik nirmana lain diaplikasikan pada karya seni lukis milik Puri Fidhini. Lahir di Bandung pada 8 Januari 1992, Puri mengeksplor berbagai visual pada karya diatas kanvas berukuran 90×90 sentimeter. Berjudul ‘My Hus is Your Hus’ #2, gambar ini menampilkan garis, titik, warna, ruang, dan tekstur menjadi satu. Tampak aesthetic dan cantik, di sini ia memberi warna pink muda pada bagian luar ruang gambar.

“Pameran Mana Rana kembali mengingatkan kita pada pentingnya kembali pada ‘fitrah’, kembali pada yang esensial, dan kembali pada hal-hal mendasar,” tutupnya.

(fid/b)


Terkait Paris Van Java
Blackbox Holiday Multiverse Hadirkan Pengalaman Sensorik yang Menyenangkan
Paris Van Java
Blackbox Holiday Multiverse Hadirkan Pengalaman Sensorik yang Menyenangkan

RADARBANDUNG.id – Braga City Walk Bandung menjadi tempat pameran yang menjanjikan pengalaman visual, audioz dan sensori mendalam bertajuk ‘Black Box-Holiday Multiverse’. Kegiatan tersebut digelar oleh Avatara Lintas Media, Videre, dan Argo Visual mulai 21 Desember 2023 sampai 20 Februari 2024. Pameran ini menampilkan berbagai zona dan instalasi seni yang merangsang visual, pengalaman audio yang imersif, […]

Timezone Hadirkan NextGen Experience  dengan Venue Terluas dan Social Bowling Pertama di Bandung
Paris Van Java
Timezone Hadirkan NextGen Experience dengan Venue Terluas dan Social Bowling Pertama di Bandung

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Hadir sebagai venue Timezone terluas di Bandung dengan 1,518 meter persegi, Timezone Paris Van Java siap menawarkan NextGen experience menjadi pusat hiburan keluarga nomor 1 di Bandung. Timezone Paris Van Java memiliki lebih dari 100 mesin permainan yang didukung teknologi canggih, VR Magic UFO, Need For Speed Heat Take Down, Pump it […]

Penulis Novel Autobiografi  Jais Darga Namaku, Ahda Imran Membuat Novel Dokumentasi Malah Laris di Pasaran
Paris Van Java
Penulis Novel Autobiografi Jais Darga Namaku, Ahda Imran Membuat Novel Dokumentasi Malah Laris di Pasaran

RADARBANDUNG.ID – Menuangkan persepsi pribadi terhadap seseorang kedalam bentuk buku biografi, Ahda Imran memilih prosa sebagai bentuk karya tulisnya. Dengan mengandalkan pengetahuan mendalam terhadap Jais Darga sebagai tokoh utama, Ahda menuliskan novel autobiografi berjudul ‘Jais Darga Namaku’ yang dirilis pada 2018. Di mata Ahda, Jais Darga bukan hanya perempuan  pertama yang memiliki galeri seni, melainkan […]

Belajar Alat Musik dan Melukis Warnai Liburan Sekolah di The Papandayan
Paris Van Java
Belajar Alat Musik dan Melukis Warnai Liburan Sekolah di The Papandayan

RADARBANDUNG.id- Bandung merupakan salah satu kota dengan suasana yang sejuk dan udara yang segar, sangat cocok dijadikan destinasi liburan sekolah untuk dikunjungi bersama keluarga. Dalam menyambut liburan sekolah The Papandayan menawarkan paket menginap “School Break Package”, dengan harga mulai dari Rp. 1.280.000 nett/kamar/malam untuk menginap di tipe kamar The Classic. Paket termasuk sarapan untuk dua […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.