RADARBANDUNG.id, JAKARTA – Holding farmasi resmi didirikan pada 31 Januari lalu dengan PT Bio Farma sebagai induk. Anggotanya yakni PT Kimia Farma Tbk dan Indofarma Tbk.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, industri farmasi Indonesia masih butuh pengembangan. Maka dari itu, holding dibentuk guna meningkatkan kapasitas produksi.
“Keberadaan holding farmasi ini untuk mendukung program itu karena banyak masalah di dunia farmasi Indonesia, soal obat, ketergantungan produk impor, akssesibilitas dan harga produk masih mahal,” katanya dalam konferensi pers Holding BUMN Farmasi Memperkuat Kemandirian Industri Farmasi Nasional di Hotel Jambuluwuk, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Salah satu langkah awal yang dilakukan holding adalah meningkatkan kapasitas sehingga impor produk kesehatan berkurang. Langkah ini akan ditempuh dengan sinergi anggota holding.
Menurutnya, mahalnya produk kesehatan di Indonesia dikarenakan produksinya tidak efisien. Sinergi akan membuat prosesnya menjadi efisien.
“Skala bisnis perusahaan manufaktur farmasi sangat fragmented (terpisah) dan pasti semua akan mengambil program pemerintah, makanya kita melakukan integrasi,” tambah dia.
Dia mengatakan, Bio Farma akan tetap fokus pada bisnis utamanya selain menjadi induk holding farmasi. Kimia Farma akan memperkuat rantai bisnis dari hulu ke hilir. Sedangkan Indofarma akan meningkatkan daya saing dalam industri farmasi dan alat kesehatan.
