RADARBANDUNG.com, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melarang warga untuk menggunakan asbes sebagai atap sebuah bangunan. Larangan itu tertera dalam Peraturan daerah (Perda) yang sudah disahkan sejak 2018. Penggunaan abses dinilai menjadi salah satu penyebab penyakit kanker.
“Anjuran tidak menggunakan asbes tertera dalam Perda yang sudah disahkan sejak 2018,” ujar Walikota Bandung, Yana Mulyana, Kamis (6/2/2020).
Meski demikian, Yana mengakui masih ada sejumlah bangunan di Kota Bandung yang menggunakan asbes sebagai atapnya.
“Yang sekarang tidak menggunakan asbes adalah perumahan yang dibuat oleh developer dan bangunan komersil,” kata Yana.
Ia melanjutkan, sedangkan untuk bangunan milik masyarakat secara pribadi, masih ada yang menggunakan asbes.
“Masyarakat masih menggunakan asbes, karena harganya yang murah dan penggunaan yang mudah,” lanjut Yana.
Karenanya, Yana menerangkan perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar bahaya asbes bisa tersampaikan. Bahkan, setelah perda diberlakukan, dalam waktu dekat akan dibuat Peraturan Walikota (Perwal) agar penerapannya bisa lebih efektif.
“Salam waktu dekat kita akan melakukan sosialisasi, jika perlu mengundang perwakilan dari WHO, agar masyarakat semakin terbuka dengan bahaya penggunaan asbes,” tambahnya.
Sementar itu, perwakilan Australian People for Health Education and Development Abroad (APHEDA), salah satu lembaga swadaya yang bergerak dibidang lingkungan, kesehatan dan edukasi Philip Hazelton menyebutkan, bahwa Indonesia menjadi negara terbesar kedua yang mengimport asbes ke sejumlah negara di dunia.
Menurut Philip, banyak negara yang belum menyadari dampak negatif dari penggunaan asbes sebagai material bangunan. Saat ini, baru 45 negara di dunia yang sudah berkomitmen untuk tidak menggunakan asbes pada bangunan gedung atau rumah.
“Ini sangat menghawatirkan karena Indonesia menjadi negara kedua setelah India yang mengimport asbes, ini menjadi kekhawatiran mereka. Dari beberapa penelitian, kemungkinan ada sekitar 1.000 orang di Indonesia yang terkena penyakit dari penggunaan asbes setiap tahunnya,” ujar Philip.
Pemerintah Australia, lanjut Philip, sudah 17 tahun melarang warganya menggunakan asbes sebagai material bahan bangunan. Saat ini, pemerintah Australia bersama sejumlah lemabaga swadaya pun sedang gencar melakukan edukasi dalam rangka meningkatkan kesadaran terkait bahaya penggunaan asbes.
“Penyebab kenapa asbes itu berbahaya karena debu dari asbes yang ketika terhirup akan menimbulkan penyakit, minimal membutuhkan ikubasi selama 10 sampai 15 tahun baru menjadi penyakit, beberapa penyakit yang ditimbulkan dari asbes itu adalah kanker paru-paru, buat perempuan kanker ovarium dan asbestosis, penyakit yang khusus dari ciri khas asbes,” katanya.
Menurut Philip, masih banyak material lain yang dapat digunakan sebagai pengganti asbes. Beberapa negara bahkan sudah meninggalkan asbes dan beralih ke material yang lebih aman.
“Penggantinya banyak, sudah ada puluhan negara yang melakukan pengganti asbes dan sama-sama murah dan digunakan, seperti seng baja, di negara lain sangat banyak penggantinya,” pungkasnya.