MENGUSUNG tema ‘Us Within Us Without’, pameran karya mahasiswa arsitektur Indonesia, ‘Architecture Fair (Afair) digelar 28 Januari-9 Februari. Berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta para pameris menampilkan ragam desain arsitektur yang masuk sebagai program edukasi biennale.
Program ini sebagai upaya untuk memposisikan kembali keberadaan dan peran arsitektur dalam konteks lingkungan dan keseharian manusia. Us Within Us Without mengangkat dua kondisi yakni ‘Us Within Architecture’ dan ‘Us Without Architecture’. Tema ini untuk kembali mempertanyakan kembali pemahaman individu terhadap arsitektur.
Kurator AFAIR 2020, Yandi Yatmo menyatakan gelaran ini mengajak perubahan cara berpikir arsitektur yang selama ini berorientasi pada ‘saya’ sebagai manusia yang harus terpenuhi kebutuhannya. “AFAIR 2020 menjadi wadah diskursus berbagai pengetahuan terkait estetika, materialitas, tektonik, budaya, teknologi, dan ekologi,” katanya melalui keterangan tertulis, Jum’at (7/02).
AFAIR 2020 dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pendidikan arsitektur yang ada di Indonesia, serta mendorong reorientasi kurikulum kepada tujuan arsitektur yang lebih bermakna. Guru Besar Arsitektur UI tersebut mengatakan gelaran ini merupakan upaya untuk mengajak masyarakat untuk lebih membuka mata terhadap isu-isu yang sedang terjadi, seperti perubahan iklim, permasalahan ekologis, lokalitas, dan materialistis.
Acara yang berlangsung di Gedung C ini disajikan melalui berbagai kegiatan, seperti sayembara, diskusi, workshop, serta pameran untuk merefleksikan kembali peran arsitektur terhadap situasi dan tantangan. Ada 214 karya arsitektur dua dan tiga dimensi, meliputi maket, instalasi, dan display visual (diagram, foto, teks, dan video).
“214 karya terdiri dari 105 karya mahasiswa arsitektur dari 62 universitas yang tergabung dalam APTARI,” sambungnya. Dari ratusan karya yang masuk, oleh tim kurasi kemudian terpilih 101 karya dari 109 mahasiswa Departemen Arsitektur Universitas Indonesia.
Selain pameran, AFAIR 202 juga menggelar presentasi karya mahasiswa arsitektur seluruh Indonesia serta kelas diskusi terbuka untuk umum. Kelas diskusi dihadiri para pembicara dari praktisi dan akademisi bidang arsitektur yakni Andi Subagio, Yu Sing, Alvar Mensana, Achmad Hery Fuad, Achmad Noerzaman, Eko Prawoto, Kemas Ridwan, dan Buky Sosiawan. (fid)