RADARBANDUNG.id, – TANGGAL 14 Februari identik sebagai hari valentine. Setiap pasangan biasanya akan melakukan makan malam romantis, ditemani lilin-lilin dan sajian makanan yang lezat. Intercontinental Hotel Dago Pakar adalah salah satu hotel yang menyiapkan menu candle light dinner di malam valentine.
10 menu makanan spesial yang dikemas cantik namun proses yang cukup memakan waktu. Ada dua pilihan set menu valentine dinner yang disajikan. Masing-masing set merupakan makanan spesial yang mempunyai nilai sejarah dibaliknya.
Didominasi makanana Eropa, pengunjung akan dimanjakan dengan sajian yang menggugah selera. Mulai dari appetizer sampai dessert, semuanya diolah khusus untuk setiap pasangan.
Dibuka dengan menu amuse bouche atau dalam bahasa Perancis berarti menu pembuka, tim food and beverage (fnb) Intercontinental Hotel Dago Pakar menyiapkan Prawn zabaglione and Tuna Veal Jus. Ini adalah menu sebelum appetizer dengan porsi mini.
Kemudian, set menu berlanjut dengan 5 flavours of melon compressed and caviar. Chef de party Intercontinental Hotel Dago Pakar, Arverizky Amril menuturkan makanan menyegarkan ini berbahan dasar buah melon yang saripatinya dibuang dan diisi dengan cairan lain.
Chef Amril menggunakan teknik osmosis dalam mengeluarkan saripati melonnya. Ada lima varian yang bisa dipilih pengunjung dalam menikmati menu ini, yaitu hendricks, cointreau, apple, lime, dan aromatic’s tea broth. “Supaya pengunjung bisa merasakan melon dari teksturnya, tapi cairannya yang lain,” katanya di Intercontinental Hotel Dago Pakar, Selasa (11/02/2020).
Untuk membuka set menu valentine dinner, chef Amril membuat Foie Grass and Chocolate sebagai appetizer. Roti yang sudah diolah kemudian diberi selai cream cinnamon yang sudah difermentasi dalam suhu 40 derajat selama 3 hari.
Chef Amril mengungkapkan semua menu yang disajikan untuk dinner di hari valentine merupakan hasil kerjasama disetiap bidang fnb. Puluhan menu ini rupanya ada nilai sejarah yang ingin mereka sampaikan kepada tamu.
“Kali ini konsep valentine ini berawal dari makanan-makanan yang kami percaya makanan itu ada ceritanya. Entah dengan orang yang kita sayang atau dengan chef kita terdahulu yang ketika dibikin itu ada kenangannya,” ujarnya.
Katanya, pada perayaan Valentine tahun ini, mereka mau berbagi kasih sayang dari makanan yang dimasak penuh dengan kenangan tersebut. Sehingga tamu yang datang, selain kenyang tapi juga mendapatkan esensi dari perayaan hari kasih sayang.
Kemudian untuk menu utama, hidangan Sous-vide Angus yang terdiri dari potato foam, asparagus, crispy kailan, dan merlot jus jadi makanannya. Chef Amril mengatakan dalam membuat makanan berukuran mini ini membutuhkan waktu 73 jam.
Durasi yang sangat panjang ini disebabkan ia memakai teknik sous-vide. Teknik ini adalah cara memasak dengan memasukkan bahan ke dalam kedap udara dan suhu rendah dalam waktu panjang. Sebelum diolah, daging sapi dimasukkan ke dalam kantung kedap udara, lalu direndam dalam suhu rendah 56 derajat.
Hal ini untuk mendapatkan tekstur daging yang lebih lembut dan mempengaruhi citarasa. “Itu adalah teknik turun temurun, karena sous-vide bisa disuhu berapapun. Uniknya, 1 detik atau derajat itu hasilnya beda. Suhu 56 derajat adalah teknik turun temurun dari kami. Setelah melakukan trial dan error, kami menemukan bahwa di 57 derajat 72 jam itu teknik sous-vide terbaik dalam memasak,” terangnya.