RADARBANDUNG.id – APA jadinya kalau makanan khas Sunda seperti karedok, oncom, daun genjer, dan tempe dikreasikan menjadi sushi? Di Sushi No Mori, pengunjung bisa mendaparkan menu spesial yang unik yakni sundanese sushi. Menggabungkan citarasa lokal dan Asia, ditangan Angga Nugraha, sajian ini bisa jadi panganan yang lezat.
Sushi No Mori menambah daftar restoran yang menjual sajian khas negara Matahari Terbit ini. Berlokasi di Jalan R.E Martadinata, Sushi No Mori akan memanjakan para pecinta sushi dengan citarasa lokal.
Ada empat menu pada varian sundanese sushi, yakni genjer oncom sushi roll, pesta karedok leunca sushi roll, kangkung crispy, dan bacem crispy. Semuanya menggunakan bahan baku yang biasa ketika menyantap kuliner Sunda. Sensasi pedas gurih mendominasi varian sundanese sushi.

Varian Sundanese Sushi di Kedai Sushi No Mori. Keempatnya adalah genjer oncom sushi roll, pesta karedok leunca sushi roll, kangkung crispy, dan bacem crispy. (Nur Fidhiah Shabrina/Radar Bandung)
“Saya melihat restoran yang menjual makanan sushi itu pasarnya mulai banyak, tapi tempatnya tidak bisa bertahan lama. Sekarang bisa dihitung jari mana saja restauran sushi yang masih ramai. Kehadiran Sushi No Mori untuk memanjakan perut pecinta sushi yang mau cari sushi dengan citarasa unik,” katanya di Kedai Sushi No Mori, Jalan R.E Martadinata, Minggu (01/03).
Lebih lanjut, diawal-awal merintis usaha restoran ini, penikmat sushi belum banyak seperti sekarang. Perlahan disetiap sudut Kota Bandung mulai bermunculan kedai-kedai yang menjual sushi dengan harga terjangkau. Lidah masyarakat Indonesia pun sudah tidak lagi asing dengan citarasa sushi, sehingga Angga optimis bisnis sushi pertamanya bisa meraup keuntungan.
Ide membuat sundanese sushi muncul setelah dia melihat banyak orang yang menyukai sushi. Keinginannya menjadikan Badung sebagai kota kuliner sushi, membuat Angga mulai mengkreasikan makanan Sunda kedalam sushi.
“Mau mengedukasi pasar kalau Bandung bisa jadi kota sushi. Di sini ada menu yang mau ditonjolkan yaitu semua bahan makanannya khas Sunda,” sambungnya. Angga menyebut perpaduan kedua citarasa ini sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, apalagi Bandung.
Tergolong unik, seporsi sundanese sushi berisikan delapan potong sushi. Nasi sushi yang sudah ditanak kemudian diisi dengan ragam bahan baku khas Sunda, sepeti oncom, leunca, daun genjer, tempe, dan kangkung. Sebelumnya, isian tersebut diolah dulu sesuai dengan masakan aslinya.
Kemudian, masakan itu digulung bersamaan dengan nasi sushi yang sudah dibalut nori. Rasa nori yang gurih, bercampur dengan pulennya nasi dan sensasi pedas dari isian, membuat siapapun yang mencicipi tidak menyangka. Pengunjung perlu menerka-nerka untuk menerima citarasa dari sushi Sunda sejak gigitan pertama.

Varian Sundanese Sushi di Kedai Sushi No Mori. Keempatnya adalah genjer oncom sushi roll, pesta karedok leunca sushi roll, kangkung crispy, dan bacem crispy. (Nur Fidhiah Shabrina/Radar Bandung)
Cocolannya pun bukan kuah soyu seperti pada umumnya. Angga menggantinya dengan sambal terasi. Benar-benar seperti makan makanan Sunda. “Yang benar-benar saya pertahankan adalah sushinya yaitu nasi dan nori. Selebihnya diganti semua dengan masakan Sunda dan sambal terasi,” ungkapnya.
Sushi No Mori memiliki arti Hutan Sushi. Tidak heran, desain ala hutan diaplikasikan pada kafe ini. Dedaunan menjuntai disimpan pada beberapa titik kafe. Dibuat melingkar, ruangan berlantai tiga ini tidak memiliki tangga. Angga menggantinya dengan jalur lurus seperti menanjak dan menurun. (fid)