RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar siap berkolaborasi menghadapi tantangan 50 tahun penduduk Jabar. Kolaborasi siap dilakukan baik dengan Pemerintah Provinsi dan masyarakat di Jabar.
Komitmen itu terungkap dalam Rapat Kerja Daerah Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) Tingkat Provinsi Jabar di Grand Aquilla Hotel, Jalan Dr Djunjunan, Pasteur, Kota Bandung, Kamis (5/3).
Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Dudi Sudrajat Abdurrachim, mewakili Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai, kekuatan utama BKKBN terletak pada aspek kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat. Tradisi ini terus dijaga selama bertahun-tahun, sehingga menghasilkan capaian kinerja gemilang yang ditandai dengan menurunnya angka kelahiran dari 5-6 anak pada dekade 70-an menjadi 2-3 anak sejak 2010-an ke sini.
“Perlu diingat, BKKBN sejarahnya dari komunitas, lahir dari prakarsa masyarakat. Tumbuh dari kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian kelahiran dan mendorong tumbuhnya keluarga sejahtera dan berkualitas. Kita juga bisa melihat BKKBN terus menggandeng kekuatan-kekuatan sosial maupun kelembagaan formal dalam menjalankan program KB atau sekarang menjadi Banggakencana,” ucap Dudi saat ditemui usah membuka Rakerda.
Kata dia, pihaknya mendukung penguatan kemitraan yang digagas BKKBN melalui kegiatan Rakerda Banggakencana. Baginya, Kegiatan tersebut menjadi tahapan penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Jabar.
“Kami akui BKKBN sudah melakukan pembangunan kependudukan dan keluarga berencana sangat baik sekali melalui kolaborasi. Cara-cara ini harus dilanjutkan untuk mengadapi tantangan dengan penduduk 50 juta saat ini. Artinya kita harus menyiapkan daya dukung memadai, penyediaan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,” papar Dudi.
Dudi mencatat, laju pertumbuhan penduduk (LPP) Jawa Barat mengalami penurunan dari sekitar 1,89 persen pada sensus penduduk 2010 menjadi 1,30 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan ini relatif terkendali dari sisi kelahiran, namun sulit terkontrol dari sisi migrasi.
Terlebih Jabar memiliki sejumlah daya tarik yang secara alamiah mengundang orang untuk datang. Sebut saja misalnya sektor pendidikan yang ditandai dengan berdirinya perguruan-perguruan tinggi utama di Jawa Barat. Belum lagi pusat pertumbuhan industri yang berpusat di Jabar.
“Kondisi ini jadi tantangan dari keberadaan 50 juta penduduk di Jabar. Kunci menjawab tantangan tersebut dengan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat maupun dunia usaha dan media serta perguruan tinggi,” jelasnya.
“Melalui Rakerda ini komitmen pemerintah daerah dan kemitraan dengan berbagai sektor terkait harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya sehingga mampu mewujudkan kerja nyata yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Kusmana menjelaskan, Rakerda Banggakencana 2020 merupakan agenda tahunan secara bersama dengan pengelola program di kabupaten dan kota. Tujuannya, melakukan evaluasi dan menyusun agenda kerja selama satu tahun ke depan.
“Kami yakin dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, maka sasaran-sasaran program Banggakencana dapat dicapai sesuai dengan target. Tema 50 Juta Penduduk Jabar dipilih untuk mengingatkan pada masyarakat tentang pentingnya kesiapan dalam menghadapi tantangan besarnya jumlah penduduk tersebut,” jelas Kusmana.
Menandai kolaborasi awal tahun, pada Rakerda ini BKKBN secara khusus menandatangani nota ksepahaman dengan tiga mitra kerja. Yakni, Bank BJB, Lembaga Kemaslahatan Nahdlatul Ulama (LKKNU) dan PKBI. Kesepamahan ini menjadi titik awal sinergi BKKBN dengan mitra dalam melakukan percepatan kinerja 2020. Salah satunya melalui pemanfaatan dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia pada instansi masing-masing.
(arh/bbs)