RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengimbau kepada warga untuk memperhatikan lingkungan sekitar, terutama dari nyamuk demam berdarah.
“Selama ini kita menyangka udara di perkotaan itu kan panas, jadi nyamuk aedes aegypti tidak senang berkembang biak. Namun ternyata, ada tempat yang selama ini kita lupakan, yaitu tanah air,” ujar Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana kepada wartawan, Jumat (13/3).
Baca Juga: Polda Jabar Imbau Warga Waspada Modus Kejahatan yang Manfaatkan Isu Corona
Seperti diketahui, selama warga sudah edukasi dengan menjaga lingkungan melalui gerakan 3M plus. Termasuk menguras, menimbun dan menutup serta menaburkan bubuk abate.
“Kita hanya tahu menutup ban bekas, vas bunga, bak mandi dan lain-lain dan kita melupakan talang air,” tegas Yana.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita menambahkan, sebenarnya jumlah kasus DBD di Kota Bandung menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Dinkes, kasus DBD Januari 2019 ada 800 kasus lebih, dengan jumlah korban jiwa 2 orang. sementara Februari sebanyak 600 kasus lebih, namun tidak ada korban jiwa.
Baca Juga: Wabah Corona, Sekolah di KBB Diimbau Tunda Study Tour
“Untuk tahun ini, sampai Maret 4 orang kasus meninggal, dengan jumlah kasus Januari dan Februari masing-masing 200 kasus,” papar Rita.
Untuk itu, selain sosialisasi mengenai 3M plus, dan memperhatikan kondisi talang air, juga mendorong fungsi juru pemantau jentik ( jumantik).
Dengan didorongnya peran dan fungsi jumantik, diharapkan bisa menekan angka kematian akibat DBD tahun ini. Mengingat jumlah kasus di periode yang sama pun menurun.
“Jadi, Kota Bandung punya program satu rumah satu jumantik. Mereka yang bertugas memantau jentik di rumah masing-masing,” pungkasnya.
(mur)
https://www.instagram.com/p/B9q1unlhotw/
