RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Tidak ada perlakuan khusus di Terminal Leuwipanjang.
Kepala terminal Leuwipanjang, Asep Hidayat meminta jika sampai lockdown diberlakukan di Kota Bandung, terminal juga harus ditutup.
“Kalau terminal Leuwipanjang ini kan merupakan tempat kedatangan penumpang dari wilayah red zone. Terus terang kami khawatir,” ungkap Asep kepada wartawan, Minggu (29/3/2020).
Baca Juga: Ini Sejumlah Ruas Jalan Utama di Bandung yang Ditutup untuk Hindari Wabah Corona
Penting! Ini 16 Poin Keputusan Baru Wali Kota Bandung Soal Penanganan Wabah Covid-19
Asep mengatakan, sejauh ini di terminal dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan alat yang didapat dari kementerian perhubungan. Secara berkala pihaknya juga melakukan penyemprotan desinfektan.
“Kami melakukan penyemprotan di sarana dan prasarana terminal. Sedangkan untuk penyemprotan di bus, kami meminta PO yang melakukannya,” papar Asep.
Selain itu, Asep juga meminta PO bus untuk memasang hand sanitizer di setiap bus.
Sejauh ini, Asep mengatakan tidak ada eksodus atau kedatangan yang signifikan di Terminal Leuwi Panjang dari daerah Jabotabek.
“Kabarnya, jalannya keburu di tutup. Jadi mereka nggak bisa pulang,” katanya.
Bahkan, untuk PO dari Mayasari Group akan ada penghentian operasional.
Baca Juga: Polrestabes Bandung akan Tangkap Orang yang Masih Ngotot Nongkrong
“Sebetulnya, sejak virus corona menyebar, sudah ada penurunan kedatangan dan keberangkatan ke arah barat,”
Menurut Asep, hanya kedatangan dari Sukabumi yang relatif normal. “Untuk bus dari tanjung priok yang biasanya ada satu jam sekali, sekarang sehari hanya 2-3 armada,” paparnya.
Demikian juga dengan keadaan di Terminal Cicaheum, yang aktifitasnya turun hingga 50 persen.
Menurut Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto, bahkan penurunan aktifitas sekarang sampai 75 persen.
“Apalagi setelah Tasik (local) lockdown, kedatangan dari Tasik pasti hilang sama sekali,” katanya. (Baca Juga: 5 Positif Corona, Tasikmalaya Lockdown, Larang Kendaraan Masuk Kota)
Namun beberapa perjalanan masih bisa beroperasi, seperti ke Kuningan, Indramayu dengan menggunakan Damri. Demikian juga dengan Cirebon yang menggunakan jalur kota.
(mur)