RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kepala Terminal Leuwipanjang, Asep Hidayat mengaku khawatir dengan perkembangan mewabahnya virus corona (Covid-19), khususnya di Kota Bandung. Pasalnya, Terminal Leuwipanjang merupakan tempat kedatangan penumpang dari wilayah red zone.
“Terus terang kami khawatir. Jika sampai lock down, terminal juga harus ditutup,” ujar Asep kepada wartawan, Minggu (29/3).
Asep mengatakan, tidak ada pendampingan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) ataupun Puskesmas. Bahkan, pengecekan suhu tubuh dilakukan dengan alat yang didapat dari kementrian perhubungan. Karenanya, secara berkala pihaknya melakukan penyemprotan desinfektan.
Baca Juga: Cegah Keramaian saat Pandemi Corona, Satpol PP Bongkar Kursi di Taman Alun-alun Bandung
“Kami melakukan penyemprotan di sarana dan prasarana terminal. Sedangkan untuk penyemprotan di bus, kami meminta PO yang melakukannya,” jelas Asep.
Selain itu, Asep juga meminta PO bus untuk memasang hand sanitizer di setiap bus. Hingga berita ini diturunkan, Asep mengatakan tidak ada eksodus atau kedatangan yang signifikan di Terminal Leuwi panjang dari daerah Jabotabek.
“Kabarnya, jalannya keburu ditutup. Jadi mereka gak bisa pulang,” katanya.
Bahkan, sambung dia, untuk PO dari Mayasari Group akan ada penghentian operasional.
“Sebetulnya, sejak virus corona menyebar, sudah ada penurunan kedatangan dan keberangkatan ke arah barat,” imbuhnya.
Menurut Asep, hanya kedatangan dari Sukabumi yang relatif normal.
“Untuk bus dari tanjung priok yang biasanya ada satu jam sekali, sekarang sehari hanya 2-3 armada,” paparnya.
Demikian juga dengan keadaan di Terminal Cicaheum, yang aktifitasnya turun hingga 50 persen. Menurut Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto, penurunan aktifitas sekarang sampai 75 persen.
“Apalagi setelah Tasik di lock down, kedatangan dari Tasik pasti hilang sama sekali. Namun beberapa perjalanan masih bisa beroperasi, seperti ke Kuningan, Indramayu dengan menggunakan Damri. Demikian juga dengan Cirebon yang menggunakan jalur kota,” pungkasnya.
(mur)