News

Defisit APBN Membengkak, Pemerintah Cari Tambalan dari 4 Sumber ini

Radar Bandung - 09/04/2020, 11:41 WIB

Tim Redaksi
Defisit APBN Membengkak, Pemerintah Cari Tambalan dari 4 Sumber ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Saifan Zaking/JPC)

RADARBANDUNG.id, JAKARTA – Pandemi virus corona tak hanya menjadi krisis kesehatan global, melainkan juga telah mengganggu perekonomian dan kehidupan sosial. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, wabah ini telah menimbulkan potensi berkurangnya penerimaan negara hingga 10 persen.

Di sisi lain, belanja negara bertambah guna menangani wabah dan sektor-sektor yang terdampak. Sebagai konsekuensinya, defisit APBN diperkirakan melebar ke lima persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau mencapai Rp 853 triliun.

Guna menambal defisit APBN, pemerintah mencari pembiayaan dari empat sumber. Pertama, dari sumber daya yang masih dimiliki seperti Sisa Anggaran Lebih (SAL), dana-dana abadi, maupun dana-dana yang ada di Badan Layanan Umum (BLU).

Baca Juga: Tak Hanya Korban PHK, Ojol Bisa Manfaatkan Kartu Prakerja Rp 3,55 Juta

“Untuk membiayai defisit yang meningkat, kita akan gunakan sumber-sumber yang paling aman dan biayanya paling kecil, sebelum ambil instrumen lain yang punya tingkat biaya dan risiko lebih tinggi. Kita akan pakai SAL,” katanya dalam video conference, Selasa (7/4).

Ani, sapaan Sri Mulyani, menuturkan pemerintah akan menggunakan SAL seoptimal mungkin sehingga mengurangi pembiayaan dari market. Sementara itu, dana abadi yang akan digunakan salah satunya adalah dana dari LPDP.

Sumber pembiayaan kedua yaitu dari market atau pasar. Pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) baik SUN maupun SUKUK berdenominasi rupiah maupun valas. Dalam menerbitkan surat utang ini pemerintah berpegang pada dua prinsip yaitu kehati-hatian serta oportunistik dan fleksibel.

“Oportunistik dan fleksibel baik dari sisi timing maupun size penerbitannya,” ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Sumber pembiayaan ketiga adalah lembaga-lembaga yang selama ini menempatkan dana kelolaan mereka pada instrumen investasi pemerintah melalui private placement. Mereka antara lain LPS, BPIH, BPJS Ketenagakerjaan, serta Taspen.

Adapun sumber pembiayaan keempat yakni lembaga bilateral dan multilateral. Ani menuturkan, peran lembaga-lembaga ini cukup penting karena mereka memiliki sumber dana yang bisa disalurkan ke negara berkembang atau emerging market dengan konsesi cukup baik.

Baca Juga: Demi Bayar Gaji Pemain, Direktur Persib Glenn Sugita Rogoh Kocek Pribadi

Selain itu, mereka juga tidak mengikuti mekanisme market yang cukup besar fluktuasinya. “Lembaga-lembaga ini di antaranya ada Bank Dunia, ADB, AIIB, KFW, JICA, EDCF,” imbuh Ani.

Selain empat sumber pembiayaan tersebut, Ani menambahkan, dalam merespons pandemi Covid-19 pemerintah juga dimungkinkan menerbitkan SBN yang bisa dibeli oleh Bank Indonesia. Hal ini telah diatur dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

Meski begitu, Ani menegaskan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, Menkeu serta Bank Indonesia akan sangat berhati-hati dalam menggunakam pasal ini. Dengan begitu, kredibilitas kebijakan fiskal dan moneter tetap terjaga. Begitu pula dengan disiplin pengelolaan makro dan keuangan negara.

“Pasal dalam Perppu ini memang disediakan sebagai alternatif terakhir apabila market mengalami disrupsi yang kemudian menimbulkan risiko yang luar biasa tinggi. Atau bahkan bisa terjadi kalau market disrupsi, sehingga mereka tidak berfungsi sama sekali. The last resource,” pungkasnya.

(jpc/radarbandung)


Terkait Ekonomi Bisnis
Pemerintah Tegaskan Konsumen Akhir Tak Dipungut Pajak Atas Pembelian Emas
Ekonomi Bisnis
Pemerintah Tegaskan Konsumen Akhir Tak Dipungut Pajak Atas Pembelian Emas

Pemerintah menerbitkan dua Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur ketentuan perpajakan atas kegiatan usaha bulion.

BRI Raih Penghargaan ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), Bukti Komitmen Tata Kelola yang Unggul
Ekonomi Bisnis
BRI Raih Penghargaan ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), Bukti Komitmen Tata Kelola yang Unggul

RADARBANDUNG.id, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menegaskan komitmennya dalam menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance / GCG). Hal ini dibuktikan dengan diraihnya penghargaan prestisius sekaligus dalam ajang ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) 2024, yaitu sebagai TOP 5 Public Listed Companies (PLC) Indonesia dan ASEAN Asset Class […]

Syafif Goes to Bandung 2025 Berakhir, OJK Dorong Pertumbuhan Keuangan Syariah di Jabar
Ekonomi Bisnis
Syafif Goes to Bandung 2025 Berakhir, OJK Dorong Pertumbuhan Keuangan Syariah di Jabar

OJK bersama Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) Syariah sukses menyelenggarakan Sharia Financial Fair (Syafif) Goes to Bandung 2025 yang berlangsung selama dua hari, 2–3 Agustus 2025, di Main Atrium Trans Studio Mall Bandung.

Dukung Pemerintah Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Salurkan BSU 2025 kepada 3,76 Juta Penerima Senilai Rp2,25 Triliun
Ekonomi Bisnis
Dukung Pemerintah Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Salurkan BSU 2025 kepada 3,76 Juta Penerima Senilai Rp2,25 Triliun

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat peran strategisnya sebagai mitra utama Pemerintah dalam menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Komitmen tersebut kembali ditunjukkan melalui peran BRI dalam menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahun 2025. Program ini menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk menjaga daya beli pekerja dan memperkuat pondasi pemulihan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.