RADARBANDUNG.id, NGAMPRAH- Keputusan sang suami, Sunara mengadu nasib ke negeri Jiran Malaysia ternyata tak seindah yang dibayangkan.
Betapa tidak, Ani Suryani (28), kini harus menerima kabar, tulang punggung keluarganya itu tak dapat pulang ke Indonesia.
Warga Kampung Cihaliwung Wetan RT 5/3, Desa Sukatani, Ngamprah, Kab. Bandung Barat (KBB) itu diketahui tak bisa pulang setelah paspor milik suaminya disita majikan di Malaysia.
Baca Juga: DERITA TKI..!! Dear Bupati KBB, Tolong Pulangkan TKI yang Terjebak di Malaysia
Bahkan, suaminya dipinta uang senilai Rp20 juta jika ingin paspornya kembali.
Sebelumnya, video pendek TKI asal KBB Sunara viral setelah tersebar luas di kalangan masyarakat melalui pesan WhatsApps, Rabu (8/4/2020).
Dalam video, Sunara meminta Pemkab Bandung Barat membantunya pulang ke Indonesia. Ia mengaku khawatir dengan kondisi keluarganya di Indonesia.
Ani menjelaskan, kepergian suaminya ke Malaysia untuk menjadi buruh dilakukan sejak dua bulan lalu. Alih-alih memperbaiki perekonomian keluarga, malah berakibat suaminya terlilit masalah di negeri orang.
Baca Juga: Bupati Aa Umbara Janji Kerja Keras Pulangkan Sunara, TKI KBB yang Terjebak di Malaysia
“Sebelum memutuskan berangkat ke Malaysia suami saya berprofesi sebagai tukang pulung barang rongsokan. Dari pekerjaannya itu dipakai untuk hidup sehari-hari,” kata Ani.
Ani menyebut, sang suami memutuskan berangkat ke Malaysia lantaran ajakan tetangganya. Tetangganya itu hanya mengantarkan Sunara hingga bandara Husein Bandung. Selanjutnya, sang suami melanjutkan perjalanan ke Malaysia seorang diri.
Baca Juga: Agar Tak Kluyuran, Pekerja Migran Asal KBB yang Pulkam Bakal Diberi Biaya Hidup Rp700 Ribu
“Sampai sekarang nggak ngirim uang, tiba-tiba ada info seperti ini.Saya sedih dan bingung harus berbuat apa,” katanya.
Ani mengaku, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, ia terpaksa menjadi pengemis untuk menghidupi ketiga anak perempuannya.
Baca Juga: VIRAL! Video 2 Anak Kecil Ikut ke RSUD Cililin KBB setelah Kedua Orangtuanya Positif Corona
“Saya dapat tidak lebih dari Rp50 ribu sehari dan itu belum cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” katanya.
Ia menyebut, sebelum berangkat ke Malaysia, suaminya hanya memberi uang Rp 1 juta hingga saat ini ia harus menerima nasib diusir dari kontrakan rumah yang ia tempati lantaran tidak sanggup membayar uang kontrakan.
Baca Juga: Miris! Jenazah PDP di KBB Ditolak Warga, Diantar ke Pemakaman Lewat Sawah
“Saya harus bayar Rp 1.700.000 ke pemilik kontrakan dulu, sampai sekarang saya terus ditagih,” katanya.
Ani berharap, Pemkab bisa membantu kepulangan suaminya dari Malaysia. Bahkan ia menyebut, apapun pekerjaan yang diperoleh di sini (KBB) tidak perlu sampai pergi ke luar negeri.
“Mudah-mudahan suami saya bisa pulang secepatnya, anak-anak rindu. Mau seperti apa nantinya jangan sampai nekad pergi ke luar negeri lagi,” pungkasnya.
(kro)