60 Orang Meninggal dalam Sehari karena Corona di Indonesia
RADARBANDUNG.id – Pada Selasa (14/4), angka kematian akibat virus corona mencapai 60 orang dalam sehari.
Bisa dikatakan, angka ini merupakan yang tertinggi sejak virus corona diumumkan di Indonesia. Sehingga total kasus kematian menjadi 459 jiwa.
Sedangkan, untuk penambahan kasus baru positif sedikit lebih landai yakni bertambah 282 orang sehingga menjadi 4.839.
Baca Juga: Kamis (16/4), Ridwan Kamil Ajukan Status PSBB Bandung Raya ke Menkes Terawan
Angka kasus baru sedikit lebih rendah dibanding dua hari sebelumnya dengan angka selalu di atas 300-an kasus baru.
“Yang masih memprihatinkan angka kasus yang terpaksa meninggal masih bertambah menjadi 459 orang meninggal. Itu karena banyak faktor-faktor penyakit komorbit yang menjadi dasar sebelumnya. Dari mulai asma, TBC, hipertensi dan diabetes,” beber Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Selasa (14/4).
Baca Juga: Hasil Rapat dengan Gubernur, Oded: PSBB Bandung Raya Kemungkinan Berlaku Rabu Pekan Depan
Yurianto menambahkan angka pasien sembuh yang patut disyukuri juga terus bertambah. Pasien sembuh bertambah 46 orang.
“Ini yang patut disyukuri, pasien sembuh juga cukup banyak. Total ada 426 pasien sembuh,” katanya.
Baca Juga: MUI Kota Bandung Keluarkan Panduan Ibadah Ramadan di Tengah Pandemi COVID-19
Total keseluruhan di Indonesia yang sudah dites dengan tes real time PCR adalah sebanyak 31.628 spesimen atau orang. Dan terkonfirmasi positif adalah sebanyak 4.839 orang, dengan negatif 26 ribuan orang.
Baca Juga: 7 Fakta Penerapan Belajar di Rumah: Tugas Maha Berat, Tak Punya Kuota Internet
Sedangkan data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 10.482 orang. Dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 139.137 orang.
“Penularan di luar masih terjadi. Penularan di tengah masyarakat masih terjadi,” tegas Yurianto.
Baca Juga: Dunia Usaha Kewalahan Hadapi COVID-19, Sudah 1,35 Juta Pekerja Dirumahkan
Penularan yang cepat terjadi karena dua faktor. Pertama, masih ada kasus positif tanpa gejala, tanpa keluhan yang menjadi sumber penularan. Kedua, masih ada masyarakat yang rentan untuk tertular karena tak mematuhi disiplin berada di rumah.
“Tak patuh jaga jarak komunikasi secara fisik. Tak gunakan masker. Tak lakukan kebiasaan cuci tangan dengan baik. Kami imbau agar terus patuhi dan disiplin. Pakai masker kain yang bisa dibuat sendiri dan jaga jarak aman 2 meter,” tukasnya.
(jpc)