RADARBANDUNG.id, SOREANG- Di tengah pandemi virus Corona, petani kopi kesulitan memasarkan produk mereka.
Salah seorang petani kopi, Susandi mengungkapkan bahwa, di tengah situasi pandemi pemasaran produk hasil panen maupun produk hasil olahan kopi saat ini terganggu.
Padahal, proses panen kopi sudah dimulai dimana panen raya akan dilaksanakan Mei nanti.
Baca Juga: Total, 7.808 Pekerja di Kota Bandung Kena PHK dan Dirumahkan
“Sama sekali tidak ada pemesanan. Padahal setiap harinya panen bisa mencapai 100 kg,” ungkap Susandi saat dihubungi via telepon
Susandi berharap ada bantuan pihak lain, entah dari Pemkab Bandung atau pihak lain untuk membeli atau memasarkan produknya.
Yang terpenting, modalnya bisa terus berputar. Produk kopi Susandi ini paling besar dijual ke pasar Medan. Tetapi, disituasi pandemi Covid-19 tidak ada penjualan ke Medan.
Baca Juga: 25 Perusahaan di Kab. Bandung Merugi Gegara Corona, Jumlah Masih Bisa Bertambah
Karena para pengusaha di Medan juga tidak bisa menjual produk ke luar negeri karena terimbas Covid-19.
“Untuk pemasaran di kafe sudah tidak ada, saya hanya menyuplai ke individu saja,” ucapnya.
Kepada Dinas Pertanian Kab. Bandung Tisna Umaran mengaku akan mengambil langkah guna mengatasi permasalahan yang dihadapi petani. Salah satunya terkait sulitnya memasarkan produk.
Baca Juga: Pandemi COVID-19, Gelombang PHK Terpa Ribuan Pekerja di Bandung
Pertama, pihaknya melakukan identifikasi daerah standing crop dan yang siap panen (tanaman pangan, hortikultura dan ternak).
Selanjutnya, menfasilitasi pemasaran melalui program pasar tani baik secara manual maupun online.
Kemudian mengkoordinasikan dengan aparat lapangan (camat dan petugas lapangan pertanian) terkait daerah-daerah mana saja yang kesulitan men suplay bahan pangan dan terakhir menyiapkan armada distribusi barang.
(fid)