News

Milenial Nakal

Radar Bandung - 21/04/2020, 04:31 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Milenial Nakal

Oleh: Dahlan Iskan

Inilah milenial sejati –yang tidak memikirkan proyek Rp 4,6 triliun sama sekali: Ahmad Alghozi.

Ia menciptakan aplikasi untuk diabdikan kepada negeri: tracking Covid-19 masa kini.

Ia tidak mengharapkan bayaran. Apalagi jabatan.

Ia sampai tidak tidur lima hari lima malam. Sampai aplikasi itu selesai.

Pun sampai gajinya di perusahaannya dipotong 50 persen. Ia pun tidak peduli.

Wabah Covid-19 begitu memukul nuraninya. Terutama ketika ada berita sampai ada dokter yang meninggal dunia.

Awalnya Alghozi –Ahmad Alghozi Ramadhan– prihatin dengan penampilan data Covid-19 yang amat tradisional. Yang tiap hari disiarkan di televisi itu.

Ia ingin menciptakan aplikasi dalam bentuk peta dan data. Yang petanya bisa diklik. Lalu muncul data di balik peta.

Ia tawarkan ke mana-mana. Tidak ada yang menyambutnya.

Semua pihak rupanya sibuk dengan penanggulangan. Bukan pencegahan.

Tapi dari jerih payah memasarkan aplikasinya itu muncul ide penyempurnaan: tracking. Rupanya ia menemukan kenyataan di lapangan: tracking lebih penting dari peta dan data.

Maka Alghozi menciptakan aplikasi ‘FightCovid19.id’.

Provinsi pertama yang menggunakan aplikasi itu adalah Bangka Belitung. Ada satu tokoh yang sangat peduli IT di Bangka: Prof.Dr.Ir. Saparudin.

Prof Udin –begitu panggilannya– memang orang Bangka. Setamat SMA ia kuliah di Universitas Sriwijaya Palembang –mengambil bidang studi matematika.

Udin lantas mengambil S-2 Informatika di ITB Bandung. Sedang gelar doktornya diraih di Universiti Teknologi Malaysia –juga bidang Informatika.

“Saya yang membawa Alghozi ke Bapak Gubernur. Saya bilang ke Pak Gubernur ini gratis,” ujar Prof Saparudin. Pak Gubernur langsung ok. “Bahkan beliau langsung ingin mendengar sendiri pemaparan dari Alghozi,” tambahnya.

Prof Saparudin memang tokoh sekali di Babel. Ia staf khusus Gubernur Babel, Erzaldi Roesman. Ia juga Dirut BUMD di sana. Tahun lalu ia berhenti sebagai dosen di Unsri. Untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Pangkal Pinang.

Ia juara dua.

Ayah Alghozi sendiri orang Bangka. Menetap di Bangka. Dulunya buka toko mracangan. Gagal. Sekarang kerja serabutan. Sedang sang ibu menjadi pencuci pakaian.

Dengan aplikasi Alghozi itu siapa pun yang datang ke Bangka Belitung terkontrol ketat. Semua penumpang dimonitor lewat aplikasi. Baik yang lewat laut maupun udara.

Penumpang pesawat yang turun di Pangkal Pinang (Bangka) maupun di Tanjung Pandan (Belitung) dipasangi gelang elektronik. Mereka juga harus men-download aplikasi FightCovid19.id. Lalu mengisi segala pertanyaan yang ada di situ. Termasuk nomor ponsel dan alamat email.

Selesai mengisi semua itu penumpang mendapat kiriman kode –lewat email. Dengan kode itu penumpang melaporkan kondisi kesehatan mereka. Termasuk suhu badan –hasil pemeriksaan di bandara itu.

Aplikasi tersebut lantas terhubung dengan gelang elektronik. Dari sini petugas di pusat data di BNPB Provinsi Babel bisa tahu: jalan ke mana saja si pemakai gelang.

Kalau pemakai gelang itu meninggalkan rumah layar monitor di BNPB berubah warna: oranye.

Maka petugas BNPB. menghubunginya: untuk apa meninggalkan rumah. “Ada yang bilang ke rumah orang tua. Ada juga yang mengatakan belanja,” ujar Prof Udin.

Sejauh ini tidak ada yang membangkang. Mereka tahu: melanggar akan dikenakan sanksi. Yakni: diisolasi beneran. Lokasi isolasi-beneran itu sudah disiapkan: di ruang Pusdiklat milik Pemprov Babel.

“Sejauh ini hanya satu orang yang diisolasi beneran. Itu pun bukan hanya karena pergi jauh meninggalkan rumah,” ujar Prof Udin.

Ia diisolasi beneran karena menulis di Facebook yang mencela-cela program tracking itu. Ia pun diisolasi tiga hari.

Lewat aplikasi itu pemakai gelang juga bisa minta bantuan BNPB. Misalnya kalau ia merasakan tanda-tanda sakit. Tinggal klik satu tanda di aplikasi di ponselnya. Ia bisa dijemput ambulans oleh BNPB.

Dalam hal ini Babel keren-top. Aplikasi ini jauh lebih bermanfaat dari yang sudah diluncurkan itu –entah proyek atau gratis. Saya pernah bertanya kepada beberapa teman: apakah mau menggunakan aplikasi yang dari pusat itu. Beberapa teman merasa takut –terutama keamanan rekening bank mereka.

Alghozi hanya SD di Bangka. “Saya dianggap nakal. Tamat SD dikirim ke Tasikmalaya. Diikutkan bibi,” ujar Alghozi.

Ia kembali ke Bangka untuk sekolah SMA –di SMAN 3 Pangkal Pinang.

Setamat SMA ia ke Bandung. Masuk Politeknik Padjadjaran. Jurusan Perhotelan. Di situ hanya setahun. Merasa hatinya tidak cocok.

Passion-nya ternyata di dunia digital. Ia masuk D-3 STT Telkom (Telkom University) juga di Bandung. Ia pilih Jurusan Informatika.

“Saya kuliah sambil cari uang,” ujar Alghozi. Ia tidak sampai hati meminta kiriman uang dari ayahnya.

“Waktu semester 5 saya ng-Gojek,” katanya.

“Berarti saat itu sudah punya sepeda motor?” tanya saya.

“Motornya teman. Ada perhitungannya,” katanya.

Selain itu Alghozi jualan donat. Ke asrama-asrama mahasiswa.

“Orang tua Anda tahu?” tanya saya.

“Tidak tahu. Ayah tahunya kuliah saya lancar,” katanya.

Tahun lalu Alghozi tamat D-3. Anak nakal ini pun sudah bisa membuat beberapa program komputer. Ia menyebut beberapa nama program, tapi saya gagal memahaminya.

Begitu tamat, Ghozi melihat –di aplikasi lowongan– ada perusahaan mencari tenaga kerja: PT Kolega Coworking Indonesia, Jakarta.

“Saya langsung diterima,” kata Ghozi. “Semula jadi UI UX designer. Tiga bulan kemudian jadi project manager. Naik lagi jadi product manager,” tambahnya.

Saat jabatannya naik itulah hatinya hancur: melihat begitu banyak dokter meninggal karena Covid-19. Ghozi lantas mengontak dua orang teman sekelasnya di Telkom University.

Siang malam mereka mengerjakan aplikasi untuk mengabdi. Termasuk pernah lima hari lima malam tidak tidur. Mereka berkejaran dengan virus.

Bersama timnya itu Ghozi seperti bara tersiram bensin. Ia adalah baranya. Gubernur Babel, Erzaldi Roesman, adalah bensinnya. Prof Udin adalah kompornya.

“Di depan Pak Gubernur saya bilang ke Ghozi: ayo minta apa ke Pak Gubernur,” ujar Prof Udin. “Jangan tidak minta. Katakan saja,” tambahnya.

Saya sempat memikir kira-kira akan minta uang berapa triliun Ghozi ini.

“Minta laptop,” ujar Ghozi.

Gubernur Erzaldi pun membelikan Ghozi Macbook Air.

Tidak hanya itu.

“Selama di Bangka sekarang ini Anda tidur di rumah orang tua atau di hotel?” tanya saya.

“Di rumah dinas Gubernur,” jawabnya.

“Tentu orang tua Anda sangat bangga anaknya tidur di rumah gubernur.”

“Alhamdulillah… Amiin,” jawab si anak nakal itu.

Saya pun ingin mengucapkan Alhamdulillah. Kalau bisa 4,6 triliun kali. (Dahlan Iskan)


Terkait Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode
Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode

RADARBANDUNG.ID, MANGUPURA –  Sidang kongres PDIP hari pertama selesai cepat kilat. Agenda sidang kongres PDIP yang direncanakan selesai pukul 10.00 malam, tapi siang hari sudah tuntas. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikukuhkan  dan diambil sumpah. Sidang  dibuka, peserta kongres langsung meminta Megawati dikukuhkan sesuai dengan keputusan rakernas. Itu disampaikan Ketua Steering Committee Kongres ke-6 PDIP, […]

Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim
Nasional
Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim

  RADARBANDUNG.id – Gelandang asing Persib Bandung, Luciano Guaycochea, menyambut positif laga uji coba menghadapi salah satu tim empat besar Liga Australia Western Sydney yang akan digelar besok. Menurut Luciano Guaycochea pertandingan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan Persibb Bandung jelang kompetisi Super Leavue 2025/2026 dan babak play-off AFC Champions League Two. “Seperti yang […]

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan
Nasional
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan

RADARBANDUNG.ID, KABUPATEN GARUT – Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Cisurupan, Kabupaten Garut, Kamis (31/7/2025). Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin merupakan Media Sosialisasi Dapil (Sosdap) MPR RI membahas tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta berjalan hangat dan interaktif. […]

Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa
Nasional
Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa

RADARBANDUNG.id- JNE menyelenggarakan acara puncak penghargaan JNE Content Competition 2025 di CGV FX Sudirman, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi penutup rangkaian kompetisi yang telah menjadi wadah bagi para kreator Indonesia untuk menunjukkan talenta kreatif mereka. Tahun ini, kompetisi berhasil menjaring sebanyak 3.952 karya dari empat kategori lomba yakni karya tulis, foto, video, dan desain yang menunjukkan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.