News

Lima Harmal

Radar Bandung - 23/04/2020, 01:47 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Lima Harmal

Oleh : Dahlan Iskan

Puncak kejayaan manusia –jangan dipersoalkan teori dari mana– adalah pada umur 28 sampai 33 tahun. Boleh mundur atau maju sedikit.

Ahmad Alghozi Ramadhan jelas belum mencapai puncak kejayaan seorang manusia. Umurnya baru 22 tahun.

Karena itu Ghozi masih bisa tidak tidur lima harmal.

Apakah berarti Ghozi tidak tidur sama sekali selama lima harmal? Tentu tidak begitu. Pasti ia tidur juga sebentar-sebentar. Tapi, pasti, tidurnya sangat sedikit.

Tidak tidur lima harmal bisa juga diartikan selama itu ia tidak pulang. Tetap di ruang kerja. Makan di situ –nasi bungkus. Minum di situ –atau lebih sering lupa minum. Tertidur di situ –baru sebentar sudah tergagap bangun.

Pasti pula ia sering menahan kencing –kalah dengan ide yang lagi mengalir. Hanya buang air besar yang tidak bisa ditahan.

Tidak tidur selama lima harmal juga bisa diartikan selama itu pula tidak mandi, tidak ganti baju/celana.

Saya bisa membayangkan tempat kerja Ghozi di kos-kosan itu. Pasti sangat berantakan: komputer, buku-buku, catatan, kopi, sisa makanan, bantal berserakan jadi satu.

Tidak semua anak muda punya kesempatan merasakan tidak tidur selama lima harmal seperti itu.

Anak muda yang tiap hari diharuskan pulang akan jauh dari pengalaman itu. Anak muda yang sering ditelepon ibunya apalagi.

Mereka yang tidak tidur lima harmal itu pasti ingin tidur juga. Tapi mereka tidak bisa tidur. Mata mereka mendelik. Otak mereka terus ‘bangun’. Ambisi mereka menyala-nyala. Layar komputer seperti terus mengajaknya bercanda.

Mereka itu tidak stres. Ini bukan tugas dari atasan. Yang kalau tidak selesai punya resiko dipecat.

Mereka lebih tepat dikatakan antusias. Stres dan antusias harus dibedakan. Meski akibatnya sama: tidak bisa tidur.

Pasti sesekali kepala Alghozi terkulai di meja. Tertidur. Tapi ia segera tergeragap. Merasa ada magnit kuat yang menyetrumnya. Atau tiba-tiba ada ide besar yang melintas. Atau tiba-tiba ada jawaban dari kemacetan yang awalnya sulit diterobos.

Anak-anak muda seperti itu tidak tidur bukan karena lebay. Sungguh mati mereka ingin tidur. Tapi otak mereka jalan terus.

Hampir semua anak muda pada dasarnya seperti itu. Kalau punya kemauan harus menjadi kenyataan. Kalau belum tuntas belum mau berhenti. Makan tidak penting. Tidur tidak penting.

Itulah sebabnya hanya anak muda yang bisa membuat kemajuan besar. Yang tua bisa juga –tapi sangat jarang.

Sudah menjadi sunnatullah anak muda diberi kelebihan fisik –bisa tidak tidur selama lima harmal. Orang tua seperti saya, tidak tidur 24 jam saja sudah masuk angin! Padahal, dulu juga seperti itu.

Tentu banyak juga anak muda yang kesibukannya dari hari ke hari tidur melulu. Itu tidak salah. Nikmati saja. Itu membahagiakan juga. Bahkan bisa menguntungkan. Otak anak muda seperti itu bisa lebih awet –karena jarang dipakai.

Mengapa pada umur 28 sampai 33 tahun saya anggap puncak kejayaan manusia?

Di umur seperti itulah tiga kehebatan bisa bersatu di satu tubuh: intelektual, pengalaman, dan kemudaan.

Mereka sudah intelektual –setidaknya sudah lulus S-1. Otak intelektualitasnya sudah mendapat pendidikan logika dan sistematika.

Mereka sudah banyak pengalaman –sudah lima tahun di dunia kerja. Pasti sudah pernah jatuh-bangun. Atau pernah mengalami banyak kepahitan.

Mereka punya fisik yang kuat –bisa tidak tidur dua harmal: meski tidak bisa lagi lima harmal.

Alghozi –dan anak muda seumurnya– adalah mereka yang sedang menuju puncak kejayaan seperti itu.

Bagaimana kalau sudah umur 28 tahun baru mendapat intelektualitas dan kemudaan saja –masih minus kematangan pengalaman?

Itu berarti saat umur 23 sampai 28 tahun kurang berani terjun ke medan perang –perang apa pun. Juga berarti belum pernah merasakan tidak tidur lima harmal.

Itu berarti selama umur 23 sampai 28 tahun hanya puas menjalani kehidupan yang datar-datar saja.

Tapi tidak ada masalah. Masih ada waktu dua atau tiga tahun lagi untuk banting stir: latihan ambil resiko.

Bagaimana kalau sudah 40 tahun belum bisa menggabungkan tiga keunggulan itu?

Juga tidak ada masalah. Anda bisa menyiapkan anak Anda –agar jangan seperti orang tuanya.

Saya yakin orang seperti Alghazi tidak pusing dianggap lebay. Ia baru pusing kalau ide yang ada di otaknya tidak bisa terlaksana.

Fisik yang tidak bisa berjalan masih bisa dibantu kursi roda.

Otak yang tidak bisa berjalan maunya hanya seperti Jiwasraya.

(*)


Terkait Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode
Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode

RADARBANDUNG.ID, MANGUPURA –  Sidang kongres PDIP hari pertama selesai cepat kilat. Agenda sidang kongres PDIP yang direncanakan selesai pukul 10.00 malam, tapi siang hari sudah tuntas. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikukuhkan  dan diambil sumpah. Sidang  dibuka, peserta kongres langsung meminta Megawati dikukuhkan sesuai dengan keputusan rakernas. Itu disampaikan Ketua Steering Committee Kongres ke-6 PDIP, […]

Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim
Nasional
Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim

  RADARBANDUNG.id – Gelandang asing Persib Bandung, Luciano Guaycochea, menyambut positif laga uji coba menghadapi salah satu tim empat besar Liga Australia Western Sydney yang akan digelar besok. Menurut Luciano Guaycochea pertandingan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan Persibb Bandung jelang kompetisi Super Leavue 2025/2026 dan babak play-off AFC Champions League Two. “Seperti yang […]

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan
Nasional
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan

RADARBANDUNG.ID, KABUPATEN GARUT – Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Cisurupan, Kabupaten Garut, Kamis (31/7/2025). Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin merupakan Media Sosialisasi Dapil (Sosdap) MPR RI membahas tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta berjalan hangat dan interaktif. […]

Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa
Nasional
Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa

RADARBANDUNG.id- JNE menyelenggarakan acara puncak penghargaan JNE Content Competition 2025 di CGV FX Sudirman, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi penutup rangkaian kompetisi yang telah menjadi wadah bagi para kreator Indonesia untuk menunjukkan talenta kreatif mereka. Tahun ini, kompetisi berhasil menjaring sebanyak 3.952 karya dari empat kategori lomba yakni karya tulis, foto, video, dan desain yang menunjukkan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.