Ventilator Karya ITB, Unpad dan YPM Salman Lolos Uji Kemenkes, Segera Diproduksi Massal
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Ventilator Vent-I (Vent-Indonesia) karya kolaborasi ITB-Unpad dan YPM Salman lulus uji produk menyeluruh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Teknologi Sterilisasi Masker N-95 ala Pakar ITB, Rumah Sakit di Jabar Langsung Minta Dibuatkan
Alat yang akan membantu penanganan pasien Covid-19 itu segera diproduksi massal dan dibagikan secara gratis untuk rumah sakit yang membutuhkan.
“Untuk kebutuhan sosial ini, Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang masuk ke Rumah Amal Salman. Produksi tahap pertama dimulai begitu lolos uji pada tanggal 21 April kemarin dan akan diproduksi melalui kerjasama dengan PT DI,” ujar Anggota Tim Komunikasi Publik Vent-I, Hari Tjahjono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: Cool! Bantu Penanganan Corona, Telkom University Bandung Ciptakan Robot
Menurut Hari, Vent-I akan digunakan pada pasien sesuai indikasi medis. Adapun pemakaiannya akan dikawal oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di rumah sakit yang telah ditunjuk.
“Sedangkan untuk keperluan komersial yang melibatkan transaksi jual beli, surat izin edar saat ini masih dalam proses pengurusan yang diharapkan akan segera siap dalam beberapa hari ke depan. Kegiatan ini akan dikelola oleh PT Rekacipta Inovasi ITB,” ujar Hari.
Vent-I sendiri merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien positif Covid yang masih dapat bernapas sendiri. Biasanya, ini termasuk ke dalam gejala klinis tahap 2. Alat tersebut tidak diperuntukkan bagi pasien ICU.
“Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien covid-19 pada gejala klinis tahap 2), bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Jam’ah Halid selaku Manajer LPP Salman.
Vent-I dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis. Alat tersebut memiliki fungsi utama yaitu Continuous Positive Airway Pressure atau CPAP.
Baca Juga: Riset UIN Bandung dan KKI: Kefir Kolostrum Telah Bantu Sembuhkan 8 Pasien Positif Covid-19
Ia menjelaskan, fungsi CPAP pada ventilator tersebut dapat digunakan oleh pasien yang mengalami sesak namun masih dapat bernapas sendiri agar tidak sampai harus dirawat di ICU.
Sementara itu, sejumlah dosen dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Unpad berperan menjadi konsultan dalam pengembangan alat ventilator portabel Vent-I.
Salah satu tim dosen, Dr. Reza menjelaskan, timnya melalukan pendampingan di dalam pembuatan, monitoring saat uji ventilator, memberikan umpan balik selama uji pakai. “Kita memberikan saran dan masukan kepakaran untuk perbaikan dan pengembangan alat ventilator tersebut,” ujar Reza.
Hampir sebulan, sambung Reza, tim dari Unpad melakukan pendampingan proses pengembangan ventilator ini. Reza menjelaskan, tim memberikan sejumlah rekomendasi ilmiah kepada para perancang. Hal utama adalah menentukan jenis ventilator yang dikembangkan.
“Tim merekomendasikan untuk mengembangkan jenis non-invasive ventilator (NIV) dengan mode continous positive airway pressure (CPAP),” pungkasnya.
(muh)