Curhat Perajin di Sentra Peci Legendaris Kampung Langonsari Saat Ramadan Tahun Ini, Sedih!
RADARBANDUNG.id- Para perajin peci hitam atau songkok di Kampung/Desa Langonsari, Pameungpeuk Kab. Bandung merugi di tengah pandemi Covid-19.
Gamal Azhar, salah seorang perajin di kampung sentra peci legendaris itu mengatakan, akibat wabah virus corona ia kehilangan ratusan kodi pesanan peci.
Padahal biasanya bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi peluang bagi para perajin peci seperti dirinya untuk melakukan produksi. Namun saat ini, sepuluh orang pekerjanya pun sebagian di antaranya telah dirumahkan.
“Biasanya kalau bulan Puasa sampai Idul Fitri itu pesanan lebih dari 200 kodi. Bahkan banyak pesanan yang enggak bisa saya layani. Kalau sekarang cuma ada sekitar 20 pesanan saja,” ucapnya.
“Di kampung ini tercatat ada lima perajin peci hitam yang cukup ternama, yakni HM Toha Manis, Harmonis, Melati, Tiga Negeri dan Mutiara. Produksi peci dari kelima produsen ini bisa mecapai 60 ribuan potong peci yang dijual ke semua pulau di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri,” timpal pemilik merek dagang peci HM Toha Manis itu.
Menurut Gamal, jika dalam keadaan normal, sebelum tibanya Ramadan, pesanan sudah ramai datang kepada para perajin. Pesanan ini bukan cuma dari daerah Bandung saja, melainkan juga dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei.
Namun pandemi virus corona yang terjadi sejak dua bulan terakhir telah menggerus usaha yang sudah mereka lakoni puluhan tahun lalu itu.
“Kalau sekarang saya cuma ada pesanan beberapa kodi saja ke Tangerang dan beberapa pesanan dari lokal sekitar Bandung saja. Biasanya kalau mau lebaran itu pesanan bisa sampai ke luar Pulau Jawa bahkan ke luar negeri. Sekarang mah masih ada pesanan sedikit juga masih untung,” tuturnya.
Gamal mengungkapkan, sentra pembuatan peci di Kampung Langonsari telah ada sejak puluhan tahun lalu. Ayahnya adalah salah satu perintis usaha pembuatan peci hitam di kampung itu.
Berkat ayahnya jugalah kampung itu hingga kini dikenal sebagai sentra pembuatan peci di Jawa Barat. Sepanjang perjalanan usahanya, ia mengaku baru kali ini mengalami kesulitan usaha yang cukup hebat.
“Di sini sentra pembuatan peci sejak puluhan tahun lalu. Tapi gara gara serangan virus corona yang tiba-tiba, kami tidak sempat melakukan alih produksi untuk membuat produk selain peci yang mungkin masih bisa diterima oleh pasar dalam situasi seperti ini. Sekarang kami enggak bisa produksi banyak, pekerja cuma setengahnya yang masih kerja menyelesaikan pesanan,” pungkas Gamal.
(fik)