News

Kesaksian Yana Mulyana yang Pernah Terpapar Covid-19: “Antara Hidup dan Mati”

Radar Bandung - 30/04/2020, 05:52 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kesaksian Yana Mulyana yang Pernah Terpapar Covid-19: “Antara Hidup dan Mati”
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat memimpin kegiatan resmi Pemkot Bandung.

Kesaksian Yana Mulyana yang Pernah Terpapar Covid-19: “Antara Hidup dan Mati”

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Meski merasa belum benar-benar sehat setelah dinyatakan sembuh dari virus corona Covid-19, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana tetap beraktifitas semampunya.

Baca Juga: Pesan Menyejukkan Yana Mulyana buat Warga Bandung Agar PSBB Sukses

“Kondisi sekarang Kota Bandung sedang dalam keadaan sulit, saya harus membantu wali kota, teman-teman yang lain dan gugus tugas,” kata Yana.

Yana menyadari, tidak ada jaminan bahwa yang pernah positif Covid-19 tidak akan terpapar lagi. Karenanya selama beraktivitas di luar rumah ia selalu menerapkan standar kesehatan WHO, seperti menggunakan masker N95, menggunakan sarung tangan dan juga kacamata.

Baca Juga: Sembuh dari Corona, Wakil Walikota Yana Mulyana Semangat Lantik 24 Pejabat

“Karena, virusnya kan bisa menular lewat mata, hidung dan mulut,” ucap Yana. Belum lagi, Yana mengatakan, saat ini dirinya memiliki alat tes kesehatan pribadi. Seperti tes suhu tubuh, tes gula darah bahkan oksigen.

“Karena sekarang suhu tubuh saya memang belum stabil. Masih naik turun,”  terangnya.

Hal tersebut, menurut Yana, kemungkinan disebabkan oleh gangguan psikologis. “Bohong kalau ada orang bilang psikologis tidak terganggu untuk yang pernah positif. Apalagi melihat lonjakan angka-angka yang meninggal karena Covid 19,” ucapnya.

Baca Juga: ‘Hidup Kedua Kali’, Perjuangan Yana Mulyana Melawan Corona: Kesembuhan Jadi Karunia Tak Ternilai

Memiliki pengalaman pribadi pernah menjadi pasien Covid-19, menurutnya, itu memudahkan dirinya dalam meyakinkan warganya, bahwa Covid 19 itu memang berbahaya.

Karenanya Yana kembali mengingatkan warganya agar tidak main-main dalam menjalankan program PSBB. “Kalau sudah positif mah serasa antara hidup dan mati,” katanya.

Yana menceritakan ketidaknyamanan yang ia rasakan selama menjalani masa karantina. Tidur di ruangan berukuran 3×3 tanpa televisi. Makan harus sesuai dengan hidangan rumah sakit. Dicek darah, diinfus dan melakukan berbagai standar kesehatan maksimal.

“Tapi bagaimana pun tidak nyamannya kita harus tetap mengikuti prosedur,” tukasnya.

(mur)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.