Oleh : Ustadzah Imas Karyamah, Dosen STAI Persis Bandung
BULAN Ramadan adalah bulan berlimpah berkah. Banyak keutamaan ketika seseorang bermurah hati untuk berbagi rizki kepada sesama di bulan ini. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
“Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (HR. Tirmidzi no. 80, Ibnu Majah no.1764, dan Ahmad 5:192).
Bersedekah tidak terbatas hanya dengan rupiah. Berbagi tidak selalu harus memberikan makanan yang berlimpah ruah atau harta benda yang mewah.
Dalam hal ini, seteguk air pun dikatakan akan sangat berkah ketika kita memberikannya kepada orang yang tengah berpuasa atau kepada siapapun yang benar-benar membutuhkan.
Bahkan senyuman yang tulus sebagai pesan kebahagian dan rama tamah bisa dimaknai pula sebagai sedekah.
Berbagi tidak selalu menyoal tentang sebanyak apa barang yang kita berikan, tetapi tentang keikhlasan dan kemauan untuk menolong sesama. Karenanya, berbagilah dengan apapun yang kita miliki, sejauh yang kita mampu.
Terlebih, kita lihat di masa seperti sekarang ini, ketika krisis melanda akibat wabah Corona, tentu banyak orang di luar sana yang tengah membutuhkan pertolongan, bantuan, kasih sayang dari kita semua.
Barangkali, banyak di antara mereka yang untuk makan saja kini sangat kesulitan. Oleh karena itu, harus bisa dimaksimalkan sebaik mungkin untuk terus berbagi dan menolong sesama.
Betapa indahnya ketika kita bisa berbagi bersama masyarakat. Ramadan ini menjadi momentum untuk melatih dan pembiasaan diri.
Sehingga di bulan-bulan yang lain kita pun akan tetap konsisten menjadi pribadi yang gemar berbagi. Benih kedermawaan harus terus ditanam di dalam diri, sehingga bisa menjadi pribadi yang mudah bersedekah.
Gairah untuk bersedekah sebaiknya bisa ditularkan pula kepada keluarga terdekat, khususnya anak, bagi mereka yang telah berkeluarga. Caranya, dengan memberikan contoh. Dakwah yang paling baik adalah dengan mencontohkan.
Ketika seoarang anak terbiasa melihat orangtuanya gemar sedekah, maka perlahan hal tersebut akan ditiru.
Dengan demikian, memberi pelajaran untuk bersedakah adalah bukan dengan menyuruh, tetapi memberi tauladan dengan contoh perbuatan.
Bahkan ada janji surga bagi siapa yang gemar bersedekah. Dalam sebuah hadis, Rasullulah pernah bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar. Ketika seseorang menanyakan peruntukan kamar-kamar surga tersebut, maka Rasulullah menjawab bahwa kamar tersebut disediakan, untuk orang yang berkata benar, untuk orang yang memberi makan, untuk yang senantiasa berpuasa dan salat pada malam hari, ketika manusia lain sedang tidur,” (HR. at-Tirmidzi).
Mudah-mudahan, satu kamar di sana telah kita “pesan” dengan tiket berpuasa dan memberi makan kepada orang tengah berbuasa.
Selain itu, kenapa kita harus bersedekah saat Ramadan? Karena ada do’a dari orang-orang yang berpuasa. Do’a mereka termasuk dalam do’a yang tak tertolak atau mustajab.
Dengan demikian, semoga dengan gemar berbagi saat bulan Ramadan kita tergolong ke dalam orang-orang yang mendapat rahmat serta golongan yang bertakwa.
Sahabat Anas RA meriwayatkan bagaimana keutamaan berbagi pada bulan Ramadhan. Berbagi pada bulan Ramadhan bahkan amal yang paling utama: Artinya, “Dari Anas dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama?” Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan,” (HR At-Tirmidzi).
Rasulullah adalah seseorang yang paling gemar bersedekah dan beliau memperbanyak sedekahnya di bulan Ramadhan, sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini: Artinya, “Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim).
(radarbandung)
