DIDIET Rahma Aditya. Adalah sebuah nama kini akan dikenang oleh semua orang. Setidaknya ada tiga hal yang menggambarkan tentang sosok yang telah menghembuskan nafas terakhir di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Sholeh, baik dan tak pernah mengeluh. Itulah Didiet, sapaan akrabnya. Seorang jurnalis senior yang berkiprah di Radar Bogor Group. Berasal dari Bekasi, lalu bekerja di Radar Bandung, sempat ke Radar Bogor, dan kini di Radar Sukabumi.
“Saya bersaksi almarhum adalah orang baik dan sholeh,” kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat turut mengantarkan jenazah ke pusara terakhirnya di Jalan Prana, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi pada hari ini, Ahad (10/5/2020).
Sebelum lebih lanjut mengulas tentang Didiet dari sisi Fahmi, ungkapan duka cita juga datang dari orang maha penting pada perusahaan Jawa Pos Group. Yakni, Dahlan Iskan.
Ya, CEO Jawa Pos Group itu ternyata mengenal betul jurnalis spesialis rubrik Pro Otonom di Radar Sukabumi itu. “Innalillahi wainnailaihi rajiun. Semoga diterima di sorga Allah. Salam duka untuk keluarga beliau. Mohon maaf saya lock down di Surabaya,” kata Dahlan lewat aplikasi perpesanan.

Almarhum Didiet Rahma Aditya, redaktur senior Radar Sukabumi saat menjalankan salat berjamaah dengan protokol Covid-19 di Kota Sukabumi
Abah Dahlan, sapaan akrab mantan Menteri BUMN itu, pernah menjenguk Didiet saat dirawat di RS As Syifa Sukabumi. Dia juga mengenal betul orangtua dari Didiet, yakni dokter Nanang.
“Ya Allah, yang gemuk sekali itu ya,” demikian respon Abah Dahlan saat mengingat sosok almarhum Didiet.
Ya, kini kembali ke Fahmi. Dia mengaku memiliki kenangan tersendiri pada pria kelahiran Bekasi, 26 Nopember 1978 silam. Menurutnya, Didiet sudah seperti layaknya bagian dari keluarga besar bagi Fahmi.
Mendiang yang tersohor dengan ucapan ‘bismillah assalamualaikum’ itu, dikenang sebagai kepribadian yang rendah hati, ramah dan sangat perhatian kepada seua orang.
“Kang Didiet ini sudah seperti bagian keluarga besar bagi saya. Sudah sekitar 20 tahun lalu saya mengenalnya. Sosoknya humble. Orang yang sangat perhatian kepada teman-temannya. Sangat ramah,” ujar Fahmi.
“Jadi saya sampaikan tidak ada keburukan di diri Kang Didiet. Semuanya adalah hal-hal yang baik,” sambungnya.
Ada momen yang sangat mengharkan terjadi saat proses pemakaman alumnus Jurusan Teknik Telekomunikasi pada Politeknik ITB Bandung. Yakni ketika Fahmi diminta untuk menyampaikan sepatah kata sebelum dilaksanakan salat jenazah berjamaah di masjid terdekat rumah almarhum.
Masjid yang menjadi saksi detik-detik terakhir Didiet tak kuasa menahan sakit yang dideritanya. Terlebih lagi, ada sebuah papan informasi petugas salat Jumat. Terdapat nama Didiet di sana sebagai petugas muazin.
Almarhum Didiet Rahma Aditya, redaktur senior Radar Sukabumi saat menjalankan salat berjamaah dengan protokol Covid-19 di Kota Sukabumi
Fahmi sempat menitikkan air mata dan terisak kala mengenang sosok redaktur senior Radar Sukabumi itu. Tak lupa Fahmi mengucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Saya atas nama pribadi dan keluarga besar Pemerintah Kota Sukabumi mengucapkan takziyah, berbelasungkawa dan turut berduka atas kepergian sahabat terbaik, Kang Didiet. Semoga kepergiannya di waktu terbaik, 17 Ramadan, menandakan beliau husnul khotimah. Dan tentunya kepada keluarga serta kerabat, tetap sabar dan tabah dalam menghadapi takdir terbaik dari Allah SWT,” ucap Fahmi.
Sementara itu, saat berita ini diketik, ruang redaksi di Gedung Graha Pena Radar Sukabumi terhenyak. Seolah tak percaya, tapi ini kenyataan bahwa figur yang bersahaja itu telah tiada. Masih ada duka yang mendalam di setiap kru redaksi dan karyawan Radar Sukabumi.
Terlebih lagi sebuah fakta bahwa, Didiet Rachma Aditya adalah karyawan Radar Sukabumi yang kali pertama berpulang ke rahmatullah. Selamat jalan Pak Didiet. Izinkan kami untuk selalu mengenang amal ibadah mu, karya mu dan kebaikan mu.
(izo/radarsukabumi)