News

Cetak Uang

Radar Bandung - 11/05/2020, 04:41 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Cetak Uang

Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya posisi Presiden Jokowi saat ini: cetak uang seperti yang diinginkan DPR? Atau terbitan obligasi seperti yang diinginkan Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Itulah dua pilihan yang tidak sederhana. Itu sudah menyangkut mazhab dalam ilmu ekonomi. Itu sudah bukan masalah furu’iyah. Itu sudah menyangkut akidah ekonomi. Perdebatan soal itu memerlukan pemikiran tingkat guru besar ekonomi. Tidak boleh lagi hanya berdasar emosional, solidarity, atau pun logika dangkal.

Kelihatannya Presiden Jokowi membiarkan dulu perdebatan antara dua kubu itu. Tapi di ujungnya nanti presiden pasti akan membuat putusan. Untuk mengatasi krisis ekonomi pasca Covid-19 ini.

Bisa saja Presiden akhirnya memilih cetak uang. Itu berarti Presiden memenangkan kelompok politik. DPR kini sudah dikuasai mazhab cetak uang. Bahkan DPR sudah memutuskan harus cetak uang.

Tekanan politik akan sangat kuat untuk itu.

Bisa juga Presiden memutuskan pilih mengeluarkan obligasi. Lebih baik menambah utang. Berarti memenangkan kelompok teknokrat ekonomi. Yang di dalamnya dikomandani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Pilihan yang mana pun tidak masalah. Sepanjang pihak yang dikalahkan tidak bereaksi negatif. Maka presiden akan menghitung dengan cermat reaksi negatif itu.

Kalau Presiden memilih obligasi (utang), berarti presiden memenangkan mazhab teknokrat. Alias mengalahkan mazhab politik. Akankah itu ada risiko politik? Yang sampai membuat koalisi ambyar? Yang membuat bojo anyar seperti Golkar ngambek?

Sebaliknya kalau Presiden memilih memutuskan cetak uang. Berarti memenangkan kelompok politik –teknokrat dikalahkan. Adakah risikonya? Bisa jadi kepercayaan dunia atas Indonesia merosot. Bahkan bisa saja menteri keuangan memilih berhenti.

Rasanya teknokrat sekelas Sri Mulyani tidak akan mau mempertaruhkan reputasinyi. Dia tidak akan mau menerima ide seperti cetak uang. Baginyi itu sudah seperti murtad. Cetak uang tidak ada dalam ”rukun iman” mazhab ilmu ekonomi yang dianutnyi.

Jangan-jangan Presiden akhirnya memutuskan memilih jalan aman. Yakni pilihan nomor 3: tidak memutuskan apa-apa.

Tidak memutuskan apa-apa berarti tidak berbuat apa-apa. Lantas dari mana negara mendapat uang untuk membangun kembali ekonomi?

Rasanya tidak ada lagi sumber uang yang lain. Pajak dan penerimaan non-pajak sama sekali tidak bisa diharap. Menarik pajak itu ibarat mengambil telur ayam dari pendaringan. Kini ayamnya lagi ambyar. Tidak bisa bertelur lagi. Kalau pun dipaksa sampai harus dipijit-pijit perutnya yang bisa keluar hanya telek.

Berarti Presiden harus membuat putusan. Tapi pilihan yang mana?

Betul-betul tidak mudah. Kita bantu doa di malam-malam Ramadan kita. Saya pun rela mencari Lailatul Qadar di sepertiga terakhir bulan puasa ini. Untuk dipersembahkan demi kekuatan batin Presiden.

Kini Presiden harus memutuskan dua perkara besar sekaligus. Pertama, bagaimana bisa memadamkan kebakaran di negara ini. Kedua, bagaimana membangun negara di atas reruntuhan kebakaran itu.

Saya ikuti terus pergulatan dua mazhab itu –dari jauh. Begitu keras perseteruan antar dua mazhab itu. Di puncak kekuasaan republik ini. Untung publik tidak banyak tahu –dan sebaiknya tidak usah tahu?

Publik juga akan lelah kalau harus mengikuti pergulatan kelas profesor itu.

Di edisi besok, DI’s Way akan mengikhtisarkan pergulatan itu. Dengan syarat pembaca tidak boleh emosi. Cebong dan kampret tidak boleh ikut berkomentar. Ini persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan emosi dan perasaan.
Saya jadi ingat perdebatan antar calon presiden Amerika dua periode lalu. Dua-duanya tidak perlu diragukan kehebatannya, kepintarannya dan nama besarnya.

Yang mana pun yang terpilih tidak akan salah. Karena itu rakyat diminta memperhatikan di antara dua pilihan yang sama-sama hebat itu: siapa yang akan lebih siap kalau ada telepon berdering pukul 3 pagi. (Dahlan Iskan)


Terkait Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode
Nasional
Sidang Kongres PDIP Dipercepat, Usai Pembukaan Megawati Soekarnoputri Kembali Dikukuhkan Periode 2025-2030, Hasto Bebas, Peluang Jabat Sekjen Tiga Periode

RADARBANDUNG.ID, MANGUPURA –  Sidang kongres PDIP hari pertama selesai cepat kilat. Agenda sidang kongres PDIP yang direncanakan selesai pukul 10.00 malam, tapi siang hari sudah tuntas. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikukuhkan  dan diambil sumpah. Sidang  dibuka, peserta kongres langsung meminta Megawati dikukuhkan sesuai dengan keputusan rakernas. Itu disampaikan Ketua Steering Committee Kongres ke-6 PDIP, […]

Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim
Nasional
Luciano Guaycochea: Uji Coba di GBLA Jadi Ajang Buktikan Kesiapan Tim

  RADARBANDUNG.id – Gelandang asing Persib Bandung, Luciano Guaycochea, menyambut positif laga uji coba menghadapi salah satu tim empat besar Liga Australia Western Sydney yang akan digelar besok. Menurut Luciano Guaycochea pertandingan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan Persibb Bandung jelang kompetisi Super Leavue 2025/2026 dan babak play-off AFC Champions League Two. “Seperti yang […]

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan
Nasional
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin Fraksi PAN Sambangi Cisurupan

RADARBANDUNG.ID, KABUPATEN GARUT – Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Cisurupan, Kabupaten Garut, Kamis (31/7/2025). Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin merupakan Media Sosialisasi Dapil (Sosdap) MPR RI membahas tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta berjalan hangat dan interaktif. […]

Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa
Nasional
Penghargaan JNE Content Competition 2025, Merayakan Kreativitas Anak Bangsa

RADARBANDUNG.id- JNE menyelenggarakan acara puncak penghargaan JNE Content Competition 2025 di CGV FX Sudirman, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi penutup rangkaian kompetisi yang telah menjadi wadah bagi para kreator Indonesia untuk menunjukkan talenta kreatif mereka. Tahun ini, kompetisi berhasil menjaring sebanyak 3.952 karya dari empat kategori lomba yakni karya tulis, foto, video, dan desain yang menunjukkan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.