News

Dosen Kedokteran Unisba: Perlu Sanksi Tegas Agar Masyarakat Displin Terapkan Protokol Kesehatan

Radar Bandung - 11/07/2020, 01:30 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
PAKAI MASKER: Seorang warga mengenakan masker. (foto : IST) 

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pandemi Covid-19 terus mewabah ke sejumlah negara, termasuk wilayah di Indonesia. Pemerintah, tenaga medis, hingga kalangan akademisi berupaya mencari cara untuk penanganan virus asal Wuhan tersebut. Masyarakat diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan agar bisa menekan jumlah kasus positif Covid.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Kepala UPT Pelayanan Kesehatan Unisba, Fajar Awalia Yulianto, dr., M.Epid mengungkapkan, jika dilihat fakta di lapangan banyak masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di tengah penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

“Sebenarnya masyarakat tahu bahaya Covid. Nah’ yang jadi pertanyaan mereka mau atau tidak menerapkan protokol pencegahannya,” ucap Fajar saat acara Webinar bertajuk Sosialisasi Perkembangan Riset Hibah Penelitian Khusus Covid-19, Rabu (8/7).

Fajar berpendapat, agar masyarakat disiplin pemerintah bisa mengeluarkan regulasi, berupa aturan atau sanksi bagi pelanggar yang tak mau menerapkan standar protokol kesehatan.

“Bisa saja dikeluarkan regulasi. Isinya mengatur sanksi dan denda bagi yang bandel tak mau pakai masker dan lainnya. Tapi sanksi itu juga harus dengan kajian, jangan sampai merugikan masyarakat juga,” jelasnya.

Di sisi lain, Fajar mengungkapkan, virus Covid-19 bisa saja hilang jika input data valid. Contoh kasus, jika jumlah data yang positif, negatif, jumlah ODP atau PDP dan lainnya akurat, kemungkinan besar kapan hilangnya virus bisa di prediksi. Namun, sebaliknya jika input data salah maka prediksi pun akan jauh meleset.

“Indonesia ini negara yang besar dan luas. Berbeda dengan Singapura. Cukup sulit mendata secara akurat,” imbuhnya.

Selain itu, kata Fajar, virus Covid-19 berbeda dengan penyakit lainnya. Tidak bisa disamakan dengan dengan batuk, DBD atau lainnya. Musababnya, penyebaran Covid-19 sangat cepat.

“Kalau batuk, pilek atau flu, sudah pasti orang akan jaga jarak sehingga penyebaran virusnya bisa lebih terkendali,” jelasnya.

“Kalau Covid, 30 persen sampai 40 peren tanpa gejala sehingga penularaanya cukup besar. Beda dengan Covid sebelumya, jika tertular bisa ketahun. Tapi yang sekarang, Orang Tanpa Gejala ada dimana-mana, bisa aja kita merasa sehat padahal sudah tertular,” tuturnya.

Untuk saat ini, sambung Fajar, cara yang paling baik ialah menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga terdekat dengan mengikuti anjuran pemerintah menerapakan protokol kesehatan disetiap aktivitas sehari-hari.

“Hindari kontak sama orang lain. Gunakan sabun saat cuci tangan, bawa hand sanitizer, jaga stamina dan hindari kerumuman massa,” pungkasnya.

(muh/b)