RADARBANDUNG.id- Kemendikbud meluncurkan program Guru Penggerak Jumat (3/7/2020).
Melalui program itu, Kemendikbud berkomitmen memajukan ekosistem pendidikan di Indonesia dengan melahirkan agen-agen perubahan yang berpusat kepada murid.
Bagi guru-guru di seluruh Indonesia yang terpanggil hatinya untuk menjadi guru penggerak, bisa segera mendaftar melalui sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.
Pendaftaran program Guru Penggerak Kemendikbud
Pendaftaran sudah dimulai sejak 13 Juli dan akan berakhir 22 Juli 2020.
Tahap pertama, seleksi calon Guru Penggerak akan dilaksanakan 23-30 Juli 2020 meliputi seleksi administrasi, biodata, tes bakat skolastik dan esai.
Selanjutnya, pada tahap kedua 31 Agustus sampai 16 September 2020 akan dilakukan simulasi mengajar dan wawancara.
Tahap terakhir adalah pengumuman hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan pertama pada 19 September 2020.
Dirjen GTK, Iwan Syahril mengatakan, program guru penggerak dituntut berfokus pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik.
“Guru penggerak dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak,” ujar Iwan di Jakarta, Senin (13/7).
Berpijak pada filosofi Ki Hajar Dewantara yang menghadirkan tiga kata kunci yang perlu diterapkan bagi seorang guru yaitu teladan, motivasi dan berdaya atau merdeka.
Ia ingin guru betul-betul totalitas sebagai pendidik dan fokus bagaimana melayani anak.
“Inilah sebenarnya yang kita inginkan dari seluruh guru di Indonesia, seperti pesan Ki Hajar yaitu berpusat kepada murid,” kata Iwan.
Guru penggerak dituntut jadi teladan
Karena itu, guru penggerak dituntut menjadi teladan dan bisa memotivasi.
Sehingga menguatkan kemampuan untuk memberdayakan murid serta mencari bibit-bibit pemimpin ekosistem pendidikan di masa depan.
“Ini yang kita maksud sesuai dengan yang dipesankan oleh Bapak Pendidikan kita. Tumbuh kembang secara holistik yaitu jalan secara cipta, rasa, dan karsa,” ujar Iwan.
“Tajam pikirannya lalu kemudian halus rasanya, lalu kuat dan sehat jasmaninya,” sambungnya.
Selain itu, guru penggerak ini hadir menjadi teman belajar yang penuh inspirasi dan menguatkan semangat bagi guru-guru lain.
Bagaimanapun kondisinya, guru penggerak tidak akan patah semangat dan tidak mudah putus asa, tetapi terus berjuang dengan sebaik mungkin.
“Ini hal yang sangat penting yang perlu kita terus komunikasikan ke semua pemangku kepentingan,” tutur Iwan.
Sekretaris Jenderal Perguruan Taman Siswa, Ki Saur Panjaitan mengatakan, guru harus mampu menangani siswa yang unik dan heterogen.
“Hadirnya program Guru Penggerak harus mewujudkan guru teladan yang bisa menangani siswa yang unik dan beragam,” ujar Ki Saur.