Vaksin Covid-19 Akan Diuji Coba, Disuntikkan ke 1.620 Relawan Kota Bandung
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Tim riset Fakultas Kedokteran (FK) Unpad bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech Ltd dari Tiongkok, tengah menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19.
Vaksin tersebut direncanakan akan diujicobakan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung.
Ketua tim riset FK Unpad, Kusnandi Rusmil menyebut, ada sejumlah titik lokasi penyuntikan vaksin, di antaranya yakni RS Pendidikan Unpad dan Kampus Unpad Dipati Ukur.
Menurutnya, uji klinis vaksin Covid-19 akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
Nantinya, FK Unpad akan menjadi pihak yang melangsungkan tahapan uji klinis di Indonesia dan Biofarma menjadi sponsor. Saat ini, kelayakan rencana kerja uji klinis masih dalam tahap penelaahan kelayakan oleh Komite Etik.
“Begitu Komite Etik sudah oke, kita akan jalan,” tutur Kusnandi dalam keterangan tertulis yang diterima Radar Bandung, Senin (20/7/2020).
Kusnandi menjelaskan, vaksin Covid-19 akan disuntikkan 2 kali ke tubuh relawan. Para relawan merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya. Penyuntikan akan dilakukan sebanyak dua kali per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan dalam pemantauan yang berdurasi tujuh bulan.
“Kita cari orang sehat, lalu kita suntikan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” kata Kusnandi.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad itu menjelaskan, proses pengembangan vaksin Covid-19 memiliki jalan panjang. Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan.
Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.
Setelah ditemukan, vaksin tidak serta merta langsung diujicobakan ke manusia. Tahap pertama yang dilakukan adalah menguji vaksin ke tubuh hewan. Apabila hewan berada dalam kondisi tubuh yang stabil dan stabil, maka vaksin boleh diuji coba pada manusia.
Tahap uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase. Fase pertama, kata Kusnandi, diujikan kepada 100 orang dewasa. Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.
Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang. Lusnadi menyebut, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase ketiga.
Uji coba fase ketiga, sambung Kusnadi, tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi. Karena itu, uji klinis vaksin Covid-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara lain.
Baca Juga: Kejutan, Ridwan Kamil Sebut Bahan Vaksin Corona Banyak Tersedia di Jabar
“Hasil uji coba di fase 3 hasilnya harus sama. Kalau hasilnya tidak sama (di setiap negara), vaksin tidak boleh dijual,” ujar Kusnandi.
Ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis vaksin sebanyak 30 kali ini mengatakan, dari hasil analisisnya, vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus Covid-19 dalam 28 hari.
Baca Juga: Indonesia Baru Akan Produksi Vaksin Corona Januari 2021
“Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus 2 kali,” ujarnya.
Ia memastikan, uji klinis ini tetap memperhatikan keselamatan relawan. Upaya preventif ini sudah dimasukkan ke dalam rencana kerja yang saat ini tengah ditelaah oleh Komite Etik. “Orangnya sudah diasuransikan,” pungkasnya.
(muh/radarbandung)