4 Puskesmas di Bandung Jadi Target Tempat Uji Klinis Vaksin Covid-19, Warga hingga Pejabat Berbondong-bondong Daftar
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Sebanyak 2.400 sampel calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, telah tiba di Indonesia, pada Minggu (19/7/2020).
Rencananya sampel itu bakal diuji klinis di laboratorium PT Bio Farma dan fasilitas penelitian lain di dalam negeri.
Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Kusnandi Rusmil mengungkapkan, sejauh ini uji klinis belum dilakukan dan masih menunggu izin komite etik.
Namun, menurutnya, kendati belum dimulai, sudah banyak masyarakat yang berminat menjadi relawan. “(Uji vaksin ini) hanya untuk domisili Kota Bandung. Sudah banyak telepon, ingin ikut. Tetapi ini belum mulai. Begitu ada (izin) Komite Etik, kita bisa tahu, tapi sekarang sudah banyak (yang mau jadi relawan),” aku Kusnandi di RSP Unpad, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).
Ia menyebut, mereka yang ingin jadi relawan berasal dari latar belakang berbeda, seperti dokter, staf kampus, bahkan pejabat.
Kusnandi mengatakan, relawan yang akan direkrut memang dimungkinkan beragam. Namun, ditegaskan terdapat sejumlah kriteria dalam penentuan perekrutan, misalnya, relawan harus dalam kondisi sehat.
Disamping itu, Kusnandi menegaskan, relawan yang akan dipilih dan berhak mengikuti uji klinis vaksin hanyalah warga yang berdomisili Kota Bandung, guna menjaga proses pemantauan dapat maksimal. Dalam uji klinis nanti, dipastikan setiap relawan akan mendapat perlindungan asuransi kesehatan.
“Dokter-dokter di RS Jakarta banyak yang pengen ikut saya tolak. Tidak bisa. Nanti selama enam bulan lebih kita akan pantau ketat, tiga hari, lima hari, 14 hari dipantau ketat,” ujar Kusnandi.
Kusnandi menjelaskan, tahap uji klinis vaksin kepada manusia terdiri dari tiga fase. Dua fase sebelumnya, sudah dilakukan di China dengan subjek sekitar 500 orang. Sementara penelitian fase ketiga yang akan dilakukan ini melibatkan banyak negara, termasuk Indonesia dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang.
Hasil uji coba fase tiga yang dilakukan di sejumlah negara diharuskan memiliki hasil uji yang sama. Jika tidak, vaksin tidak akan bisa diperjualbelikan.
“Hasil uji coba di fase tiga hasilnya harus sama. Kalau hasilnya tidak sama, vaksin tidak boleh dijual. Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus dua kali,” jelasnya.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Akan Diuji Coba, Disuntikkan ke 1.620 Relawan Kota Bandung
Proses penelitian uji klinis vaksin Covid-19, lanjut Kusnandi, akan dipusatkan di enam fasilitas kesehatan di wilayah Kota Bandung; RSP Unpad, Kampus Unpad Dipatikukur, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Garuda, dan Puskesmas Dago.
Sejumlah puskesmas itu dipilih olehnya karena dianggap berpengalaman melakukan uji klinis.
Sesuai informasi sebelumnya, Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Dr. Eddy Fadlyana menargetkan bisa mengumpulkan sekitar 1.620 orang dalam keadaan sehat dan tidak pernah menderita sakit akibat Covid-19. Sesuai protokol, kriteria yang dibutuhkan warga usia produktif dengan umur 18 sampai 59 tahun.
Baca Juga: 1.620 Relawan Bandung Akan Disuntikkan Vaksin Corona, Yana Mulyana Bilang Begini
“Cara merekrut subjek yang 1.620 orang ini tentunya setelah kami mendapat izin Komite Etik. Vaksin ini terbuat dari virus yang sudah dimatikan. Tetapi virus yang dimatikan itu masih mempunyai daya untuk membuat antibodi, sehingga kalau diberikan kepada orang-orang yang sakit berat, ini tidak akan berbahaya,” urainya dalam kesempatan yang sama.