Inspiratif! Siapa Sangka Abah Ii Pernah Ikut Operasi Militer
RADARBANDUNG.id, PASIRJAMBU- Ii Suparlan yang lahir 10 April 1935 merupakan seorang petani. Namun, dirinya juga merupakan anggota perlindungan masyarakat (Linmas) sejak ebih dari setengah abad lalu.
Abah Ii tak pernah mengeluh
Pria yang akrab disapa Abah ini tak pernah mengeluh, meskipun hanya mendapat uang insentif yang jumlahnya jauh dari Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK).
Menurutnya, menjadi anggota Linmas sudah memberikan kebanggaan tersendiri, karena menjadi anggota Linmas tak berbeda jauh dengan polisi dan tentara, yang sama-sama mengabdi kepada negara.
Sedari muda ingin mengabdi
Apalagi, ia mengaku, sedari muda memang sudah berkeinginan untuk mengabdikan diri kepada negara dan masyarakat.
“Saat masih umur belasan tahun dan belum menikah, Abah sudah jadi Linmas. Kalau tahunnya lupa. Saat itu, namanya bukan Hansip ataupun Linmas tetapi masih bernama Organisasi Keamaan Desa (OKD),” ujar Abah Ii saat ditemui di rumahnya, Desa Tenjolaya, Rabu (5/8/2020).
Abah Ii ikut operasi militer saat jadi OKD
Selama menjadi OKD dulunya, Abah sempat ikut menjalankan operasi militer bersama Pasukan elit TNI AD yang mempunyai tugas pokok mencari, mendekati, menawan dan menghancurkan musuh untuk sasaran yang strategis.
Dulu, Pasukan Elit itu bernama TNI AD Batalyon 327/Raider Banjar Kedaton, dan saat ini berubah nama menjadi Yonif 300/Raider Brajawijaya yang bermaskas di Cianjur, Jawa Barat.
Salah satu operasi militer yang ia kenang adalah operasi pengamanan dan penangkapan gerakan DI/TII pimpinan Karto Suwiryo, hingga gerakan terlarang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Barat. Yang kala itu, Abah menjadi komandan regu OKD Tenjolaya.
“Sudah berpuluh kali meninggalkan anak istri demi mengemban tugas negara. Anak dan istri Abah tak pernah melarang, mereka justru bangga dengan jiwa nasionalis Abah,” katanya.
“ Dulu, kalau ikut operasi Abah dipersenjatai, pakai senapan api. Senapannya tidak otomatis jaman dulu mah, karena sekali kokang saja. Setelah dikokang harus mundur untuk diisi peluru lagi. Enggak seperti sekarang senapannya,” lanjut pria yang kini sudah berusia 85 tahun ini.
Kata Abah, menjadi OKD dibutuhkan nyali besar, karena setiap diajak operasi kemiliteran, OKD-lah yang menjadi garda terdepan.
Namun, itulah yang manjadi dasar kebanggan Abah menjadi OKD, sebab bisa ikut berjuang membela kedaulatan negara Indonesia, sekalipun nyawa taruhannya.
Tak ingin pensiun dari anggota Linmas
Meski sudah memasuki usia senja, Abah sendiri tak ingin dipensiunkan. Abah mengaku ingin menjadi anggota Linmas seumur hidup, hingga Tuhan Sang Pencipta Alam memanggilnya.
“Semoga ada generasi muda yang bisa melanjutkan semangat Abah sebagai pengabdi negara. Pemuda tak perlu malu berprofesi sebagai Linmas,” katanya.
“Karena, meski tak memiliki gaji yang besar, namun rasa kepuasan dan pengalaman untuk membela negara menjadi upah yang begitu mahal dan tak dapat tergantikan,” ujar Abah bersemangat.