RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Mini Lab Food Security masuk jajaran 15 besar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.
Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Kompetisi inovasi kali ini cukup prestisius dibanding kompetisi serupa karena yang dipilih inovasi unggulan yang pernah meraih terbaik sebelumnya.
Artinya, ini merupakan kompetisi di antara best of the best dan juga lintas pemerintahan dan kementerian/lembaga.
Inovasi Mini Lab Food Security dengan E-Wasmut solusi atas kualitas pangan
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan, inovasi Mini Lab Food Security dengan E-Wasmut-nya (elektronik pengawasan mutu) menjadi solusi atas kekhawatiran Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terhadap kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat.
“Tujuannya, agar pangan yang beredar di Kota Bandung yang akan dikonsumsi warga masyarakat terjaga keamanan dan kesehatannya,” ujar Oded dalam presentasinya kepada Tim Panel Independen Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020.
Pihaknya ingin memberikan kepastian rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Kota Bandung dalam mengkonsumsi pangan. Karena, Bandung bukan kota produsen, tapi kota konsumen.
“Kami ingin dapat kepastian pangan yang masuk ke Kota Bandung aman,” ucap Oded.
Oded menuturkan, dengan adanya inovasi ini, kesehatan dan keamanan masyarakat dapat terperhatikan.
Selain itu juga, dapat membuka kesadaran kepada para pedagang di 33 pasar tradisional serta 61 pasar modern untuk turut menjaga kualitas pangan di Kota Bandung.
“Dengan adanya inovasi ini terasa oleh kami, pedagang memiliki kesadaran cukup tinggi. Ini yang terpenting peradaban di Kota Bandung mulai bergerak,” ujarnya.
Mini Lab Food Security sudah ada di seluruh pasar
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menuturkan, Mini Lab Food Security saat ini sudah ada di seluruh pasar.
Bahkan sejumlah pasar modern menghadirkan alat pengujian secara mandiri.
Dispangtan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petugas mini lab di pasar, sehingga pengujian bisa dilakukan sendiri di masing-masing pasar dan dilakukan secara berkala.
“Sebanyak 33 pasar secara teknis mempunyai mini lab, jadi mereka bisa melakukan tes sendiri. Ada 7 alat untuk memeriksa kehalalan, kesehatan dan keamanan,” jelasnya.
“Itu bisa dilakukan dengan cepat dalam waktu beberapa menit hasilnya bisa diperoleh. Hasil dari pemeriksaan kemudian dimasukan ke dalam aplikasi bernama e-wasmut, sehingga pengawasan mutu ini bukan hanya terdokumentasi secara rapih, namun juga terpublikasikan,” lanjutnya.
Kemudian dari situ, pelaporan hasil sebagai kinerja pemerintah termasuk publik bisa lihat dari hasil pemeriksaan lanjutan itu.
“Kita punya aplikasi e-wasmut. Jadi satu paket pemeriksaan dilakukan pengawasan ini dianggap jadi satu inovasi,” terangnya.
Dispangtan juga memiliki Satuan Tugas (Satgas) pemeriksa pangan yang siap terjun ke lapangan.
Tim berbekal sebuah mobil berisi mini lab mobile serta 5 unit sepeda motor untuk memudahkan pergerakan dan mempercepat respon temuan di lapangan.
Inovasi dipilih melalui penilaian tim evaluasi Kemenpan RB
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melalui Tim Panel Independen telah mengumumkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik.
Selain itu, 15 Finalis Kelompok Khusus pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020.
Seluruh inovasi terpilih dihasilkan melalui penilaian proposal oleh Tim Evaluasi yang selanjutnya dilakukan FGD Penentuan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dan 15 Finalis Kelompok Khusus oleh Tim Panel Independen KIPP 2020.
Inovasi terpilih tertuang pada Surat Pengumuman No: B/153/PP.00.05/2020 tanggal 18 Juni 2020 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020.