RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Masyarakat adat Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong menggelar berbagai seni tradisi dan atraksi budaya, Sabtu (29/8). Kegiatan tersebut dalam rangka memeringati Asyuro atau hari ke 10 Muharram.
Sesepuh sekaligus tokoh Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong Bandung, Abah Yusuf Bachtiar mengungkapkan, peringatan 10 Muharram sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Kegiatan itu juga sekaligus salah satu cara mempertahankan warisan leluhur.
“Peringatan ini sudah merupakan warisan budaya dari leluhur kami,” ucapnya saat ditemui disela-sela kegiatan.
Abah menyebut, di zaman saat ini dan seiring dengan perkembangan teknologi tak sedikit generasi muda perlahan lupa akan budaya dan jati diri bangsa. Maka dari itu, melalui kegiatan ini pihaknya berharap bisa menjadi pengingat untuk terus melestarikan kebudayaan di tengah kehidupan modern.
“Kami ingin kegiatan ini jadi pengingat. Budaya dan jati diri bangsa harus dilestarikan,” imbuhnya.
Abah menyebut, salah satu mempertahankan budaya adalah sinergitas antara masyarakat adat dengan pemerintah. Harus ada undang-undang yang melindungi masyarakat adat.
“Karena masyarakat adat bersama-sama pemerintah akan terus memerkuat dan memertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” jelasnya.
Abah menuturkan, tradisi ini tak hanya dilakukan oleh Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong, namun juga oleh masyarakat adat lainnya di Nusantara. Terdapat 12 kelompok besar masyarakat adat yang terbagi menjadi 740 di seluruh Indonesia.
“Harus ada koridor-koridor, ada hak dan kewajiban adat, karena budaya adalah jati diri bangsa. Itu yang harus dipertahankan hingga kapanpun,” pungkasnya.