News

Investasi Emas Lebih Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Saat Pandemi Covid

Radar Bandung - 20/09/2020, 01:09 WIB
OR
AY
Oche Rahmat, Ali Yusuf
Diedit oleh Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG– Emas masih menjadi instrumen investasi pilihan dan menjanjikan saat pendemi Covid-19.

Aset safe haven ini terus mengalami kenaikan dalam sembilan tahun terakhir.

Harga emas melonjak 33 persen

Akhir Juli 2020 logam mulia itu tak terpengaruh Pandemi Covid-19, bahkan mencapai level tertinggi di USD 2.081/troy ons.

Ketegangan geopolitik Amerika Serikat dengan Iran dan perang dagang dengan Tiongkok di awal tahun menjadi awal kenaikan harga emas melonjak 33 persen pada 2020.

Kenaikan harga emas juga dipengaruhi penyebaran wabah Covid-19 yang meluas ke berbagai negara.

Ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang rendah dan penggelontoran triliunan stimulus yang membuat dolar sebagai pesaing safe haven terus merosot.

Selain itu, harga emas perlahan terkoreksi seiring optimisme dan harapan baru pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan penemuan vaksin Covid-19.

Terbukti, pada 10 Agustus 2020, harga emas mulai meninggalkan rekor tertingginya.

Harga logam mulia ini bahkan pernah anjlok 16 persen ke level USD 1.862 troy ons. Kini stabil di posisi sekitar USD 1.900/troy ons.

Investasi emas saat pandemi masih menjanjikan

Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures (KPF) Cabang Bandung, Deddy Rudiyanto mengungkapkan, secara aspek fundamental harga emas diprediksi akan terjaga di level USD 1.900/troy ons.

Namun jika ternyata melaju menembus resisten I di level USD 1.980/ troy ons, kemungkinan untuk kembali ke posisi USD 2.000 per troy ons sangat besar.

“Investasi di emas masih menjanjikan dan kemungkinan akan terus mengalami kenaikan,” ucap Deddy di Bandung, Kamis (3/9/2020).

Deddy menuturkan, tren positif harga emas mendorong total volume transaksi loco gold (kontrak emas berjangka).

Khususnya di KPF Bandung mengalami peningkatan sebesar 71 persen menjadi 20.000 lot selama pandemi.

Sementara untuk nasabah baru hingga Juli 2020 bertambah sebanyak 66 nasabah.

“Transaksi kontrak berjangka emas mengundang animo yang luar biasa,” ucapnya.

“Karena, peluang yang diperoleh bukan saja pada saat emas naik melainkan juga saat mengalami koreksi yang dinamis,” jelasnya.

“Jadi, untuk investasi perdagangan berjangka komoditi, nasabah bisa mendapatkan peluang profit sekaligus mengalami risiko saat aksi buy dan sell,” sambungnya.

Deddy menyebut, dibandingkan jenis investasi lainnya saat ini investasi kontrak emas berjangka lebih menarik karena sifatnya yang safe haven.

Artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor.

“Kami tetap optimis bahwa target volume transaksi sebesar 100.000 lot dan 200 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam tantangan sekarang,” ujarnya.

Diusianya yang menginjak delapan tahun, KPF Bandung terus melayani dan mengedukasi perdagangan berjangka komoditi.

Khususnya untuk masyarakat di Kota Bandung.

Deddy menceritakan, ketika hadir pertama kali di Bandung, PT KPF menanamkan visi menjadi perusahaan pialang berjangka yang terpercaya melalui transparansi transaksi.

Dan pelayanan terkini melalui kekuatan infrastruktur yang memadai dan wakil pialang yang profesional.

Dalam 5 tahun ke depan, KPF Bandung menargetkan bisa menjadi perusahaan pialang berjangka dengan total 100 ribu nasabah dan memiliki total volume transaksi sebanyak 1 juta lot.

Baca Juga: Harga Emas Antam Tembus Rp 1 Juta Per Gram

“Demi mewujudkan itu, kami telah mempersiapkan SDM andal dengan terus merekrut sebanyak 500 tenaga marketing yang memiliki kemampuan pelayanan dan pengetahuan produk yang baik,” ungkapnya.

“Karenanya menjaga kepuasan nasabah menjadi standar bagi setiap marketing kami,” pungkasnya.

(muh)