“Warga tidak ingin jenazah pasien Covid-19 itu dimakamkan dengan protokol Covid-19, karena belum keluar hasil tes swab-nya saat itu”
RADARBANDUNG.id, PASEH – Minggu malam (4/10), sekitar 50 hingga 70 orang warga Kampung Ciraab RT 2/9 Desa Sindangsari, Kec. Paseh Kabupaten Bandung mendatangi RSUD Majalaya untuk mengambil jenazah C (57).
Warga tidak ingin jenazah pasien Covid-19 itu dimakamkan dengan protokol Covid-19, karena belum keluar hasil tes swab-nya saat itu.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19, Yudi Abdurrahman mengungkapkan, berdasarkan informasi, hasil tes swab pasien meninggal setelah mendapat perawatan RSUD Majalaya positif Covid-19.
Keluarga ingin segera mengambil jenazah pasien Covid-19
“Berdasarkan laporan RSUD, ada keluarga yang ingin segera mengambil jenazah pasien. Pasien itu kan probably. Jadi artinya terduga. Nah hasilnya, baru tadi pagi dari RSUD menyatakan bahwa itu (pasien) positif,” ujar Yudi via Ponsel, Senin (5/10).
Dengan keluarnya hasil swab, sambung Yudi, Dinkes, melalui puskesmas sudah melakukan tracing dan tracking kepada keluarganya.
Jadi, jangan sampai menyebar lebih luas. Terkait dengan warga yang ikut menjemput pasien meninggal tersebut, kata Yudi, akan melihat apakah berkontak erat dengan jenazah atau tidak.
“Tracing dan tracking itu begitu,” sambungnya.
Yudi menyayangkan kejadian ini. Seharusnya, saat pandemi Covid-19 masyarakat perlu berhati-hati.
Guna mencegah kejadian serupa, pihaknya akan lebih giat untuk mengedukasi masyarakat tentang Covid-19.
Namun, Yudi mengakui bahwa pada saat mengedukasi masyarakat, ada masyarakat yang sekedar paham dan masih banyak yang pemahamannya perlu bertambah.
“Kita berusaha mengedukasi terus kepada masyarakat berkaitan penanganan Covid-19,” jelas Yudi.
Camat sayangkan adanya kejadian
Senada dengan Yudi, Camat Paseh, Heri Mulyadi sangat menyayangkan kejadian ini.
Menurutnya, mungkin kesadaran masyarakat belum maksimal, sehingga masih mengikuti egonya.
Heri mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan dari kepala desa, alasan keluarga berani mengambil pasien meninggal adalah karena hasil tes swab pasien meninggal belum keluar.
Selain itu, menurut mereka pasien juga tidak pernah kemana-mana.
“Kita dari Forkopimcam sudah menganjurkan dan mengarahkan tentunya, ini harus melakukan sesuai dengan protap rumah sakit. Dari kepolisian, juga sudah ada penjelasan terkait dengan protap. Namun ngotot terus, memaksa, dengan jumlah yang cukup banyak dan keterbatasan petugas,” tutur Heri.
Menurut Heri, pihak keluarga sudah memakamkan pasien meninggal itu. Dirinya berharap puskesmas terkait dan pihak kesehatan terus mendorong dan intens mensosialisasikan situasi saat ini.
Kapolsek Paseh, Iptu Thomas Budiono memastikan pada saat kejadian tidak ada tindakan arogan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pihaknya terus melakukan pengawalan. Kata Thomas, pukul 5 subuh, jenazah dimakamkan, dan keluarga tidak ingin pemakaman menggunakan peti jenazah.
“Kejadiannya sekitar pukul 23.45 WIB. Ada 50 sampai 75 warga yang datang ke RSUD Majalaya. Tidak masuk semua, tapi dalam mobil,” ungkap Thomas.
Saat kejadian ada beberapa petugas yang berjaga, seperti Koramil ada tiga orang, anggota Polsek ada delapan orang sampai sepuluh orang.
Pihaknya juga sudah menyiapkan dua orang piket pada rumah sakit.
Camat, kepala desa hingga Danramil juga. Sehingga, saat kejadian kondisinya kondusif.
Baca Juga: Heboh! Ratusan Warga Jemput Paksa Jenazah Pasien Suspec Covid-19 RSUD Majalaya Gunakan Ambulan Desa
“Yang datang keluarganya, bahkan mereka buat pernyataan juga. Isinya siap bertanggung jawab dan segala macam. Kami mengimbau kepada semua pihak untuk terus menjalankan protokol kesehatan sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.
(fik)